Mirdal mengatakan, mayoritas masyarakat saat ini hampir sudah tidak lagi memegang surat kabar atau koran. Perkembangan dunia televisi juga terus bergerak, dari semula hitam putih hingga digital seperti saat ini.
"Dampaknya (disrupsi) apa? banyak profesi yang hilang dan tergantikan oleh mesin atau aplikasi," kata Mirdal dalam Webinar Medcom.id dan Unisma bertajuk 'Menjadi Unggul untuk Indonesia Maju', Jumat, 16 Oktober 2020.
Baca: Kampus Merdeka ala Unisma
Fenomena ini, kata Mirdal, harus disadari para generasi muda. Mereka harus betul-betul mengembangkan kemampuan diri hingga karakter untuk menghadapi era disrupsi industri. Bila terlalu terlena, akan tergerus zaman.
"Seperti apa yang dikatakan Charles Darwin, bahwa yang terkuat bukan yang akan menang dan paling pintar, tapi siapa yang paling bisa menyesuaikan diri dengan perubahan," ujarnya.
Mirdal mengatakan, persaingan akan semakit ketat. Ia mencontohkan, saat ini ada sekitar empat juta lulusan SMA. Sedangkan yang bisa masuk perguruan tinggi, hanya sekitar 500 ribu.
"Ini hal yang harus diperhatikan juga. Harus disyukuri bagi yang bisa masuk perguruan tinggi. Kita perlu anak yang kuat secara karakter berwawasan Indonsia, dan memiliki akhlaqul karimah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News