Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Agus Widiatmoko. Medcom.id/Renatha Swasty
Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Agus Widiatmoko. Medcom.id/Renatha Swasty

Mengembalikan Muruah Candi Muaro Jambi Jadi Pusat Pendidikan

Renatha Swasty • 18 Maret 2023 07:32
Jambi: Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Candi Muaro Jambi diyakini pernah menjadi tempat pendidikan kelas dunia pada Abad ke-7 sampai ke-12. Khususnya, bagi mereka yang ingin mempelajari agama Buddha.
 
Hal itu dibuktikan dengan sejumlah temuan selama revitalisasi KCBN Candi Muaro Jambi yang dilakukan pemerintah sejak 2021. Upaya revitalisasi ini salah satunya untuk mengembalikan muruah Candi Muaro Jambi.
 
"Ini menjadi sumber inspirasi bahwa bangsa kita dulu bisa mengekspor pengetahuan sampai sekarang mansyabnya dipakai seluruh dunia," kata Kepala Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Agus Widiatmoko, saat berbincang di KCBN Muaro Jambi, Jumat, 16 Maret 2023.

Agus mengungkapkan pihaknya telah membebaskan lahan total 130 hektare (HA) untuk menyelamatkan sisa-sisa perabadan di seluruh KCBN Candi Muaro Jambi. Pihaknya sudah menyiapkan lahan khusus sebesar 30 HA di sebelah barat Candi Kedaton yang masih masuk KCBN Candi Muaro Jambi untuk dibuatkan tempat belajar.
 
Dia memastikan tidak ada struktur candi di sekitar area itu setelah dilakukan penelitian. Di sanalah bakal dibangun pusat pendidikan yang disebut Kampus Merdeka.
 
"Bukan berarti kita mendirikan gedung, tidak ya. Kampus Merdeka kadang-kadang orang-orang image-nya kan membuat universitas, membangun gedung, tidak. Jadi, lahan itu sebenarnya yang juga banyak kekayaan hayati, nah di situlah nanti kita menyesuaikan sebagai pusat pendidikan, Kampus Merdeka," papar Agus.
 
Agus membeberkan konsep penataan di pusat pendidikan itu bakal dibuat modern. Namun, tetap mengharmonisasikan ekosistem cagar budaya dan alam.
 
Pihaknya bakal membuat bangunan menyesuaikan dengan lingkungan, misalnya bangunan dari kayu dan panggung. Kemudian, mengeksplorasi air dengan hati-hati.
 
Di tempat itu juga bakal dibangun museum, galeri, laboratorium, hingga fasilitas untuk belajar. Agus ingin mahasiswa belajar dan berkumpul untuk diskusi di tempat itu.
 
"Kami sangat respect di situ dan menata nanti bagaimana orang masuk revitalisasi masuk kawasan Muara Jambi bukan sekedar melihat Candi Jambi, bukan juga sekedar berteduh di bawah pohon, tapi pohonnya juga menjadi objek penelitian," tutur dia.
 
Untuk itu, Agus ingin ada penelitian arkeologi, sejarah antropologi, hingga keanekaragaman hayati di tempat itu. Agus mengungkapkan saat ini sudah ada perencanaan letak-letak tempat ekspresi budaya, tempat belajar, galeri, dan lainnya.
 
Pihaknya berharap dana pengembangan bisa turun dan bisa segera dilakukan pembangunan. "Pengennya sih makin cepat makin bagus ya. Kalau orang sini bilang, ikan sepat ikan gabus, kalau bisa akhir Maret," tutur dia.  
 
Baca juga: Candi Muaro Jambi: Yang Termashyur, Hilang, dan Kembali

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan