Untuk itu, diperlukan SDM yang mampu mengungguli teknologi. Dunia pendidikan tinggi berperan penting menghadirkan SDM unggul.
Pendidikan tinggi mesti bertransformasi, salah satunya lewat program studi yang tersedia. Univeritas Pelita Harapan (UPH) terus memutakhirkan prodi yang sudah ada dan menelurkan prodi-prodi baru sesuai tantangan zaman.
Prodi mutakhir ini diharapkan mampu menantang masa depan. Sehingga, SDM tak kalah dengan teknologi yang mampu mendegradasi kebutuhan tenaga kerja manusia.
Misalnya, prodi Pariwisata UPH yang dikembangkan hingga jenjang S2. "Prodi pariwisata pun saat ini mesti berkembang, UPH secara resmi memulai prodi S2 Pariwisata untuk berkontribusi bagi pengembangan pariwisata ke depan," ungkap Rektor UPH, Jonathan L Parapak, dalam keterangannya dikutip Senin, 3 Juli 2023.
Sementara itu, program Magister Teknologi Pendidikan (MTP) UPH juga memiliki keunggulannya tersendiri. Prodi ini memiliki visi mutakhir untuk lulusan.
Program MTP UPH memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat secara intensif di bidang pendidikan dalam arti luas. Mahasiswa akan mempelajari teknologi informasi guna memenuhi tuntutan masyarakat akan tenaga pendidik berkualitas, progresif, dan kreatif di berbagai bidang pendidikan.
Lulusan MTP UPH akan memperoleh keterampilan mengembangkan teknologi dalam pendidikan sebagai pendidik kompeten, perencana program, pengembang kurikulum yang kritis dan kreatif, serta berbagai peran lainnya di dunia pendidikan.
MTP UPH tidak hanya menghasilkan pendidik yang mampu menghadapi era 4.0, tetapi juga berkontribusi dalam masyarakat society 5.0. MTP UPH juga berkomitmen melahirkan lulusan yang dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan modern, seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), robot, dan Internet of Things (IoT).
Melalui proses belajar dan praktik, mahasiswa MTP UPH akan diperkenalkan dengan beragam kemajuan teknologi informasi. Sehingga dapat merancang dan mengimplementasikan model pembelajaran inovatif di sekolah atau dalam berbagai bidang pelatihan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Pemutakhiran juga terjadi pada prodi Teknologi Pangan UPH. Kini, mahasiswa prodi tersebut bisa memilih peminatan food business dan entreprenuership.
“Teknologi Pangan UPH dengan salah satu profil lulusannya adalah menjadi wirausahawan, menangkap adanya suatu kebutuhan untuk memberikan bekal yang lebih mendalam agar lulusan yang berminat dalam bidang ini dapat lebih cepat dan siap untuk memulai bisnisnya right after graduate,” jelas ketua prodi Teknologi Pangan, Ratna Handayani.
Peminatan Food Business and Entrepreneurship berfokus menghasilkan calon pebisnis pangan atau food entrepreneur agar bisa memanfaatkan teknologi dan belajar mengelola bisnis pangan yang disukai masyarakat. Kurikulum dalam peminatan ini dirancang khusus sehingga mahasiswa tetap memiliki ilmu kompetensi di bidang pangan dengan tambahan skill yang kuat di bidang bisnis.
Peminatan ini berfokus pada pengembangan makanan melalui proses dan teknologi sehingga menghasilkan inovasi yang membantu ketahanan pangan. Materi yang didapatkan calon mahasiswa melalui peminatan ini dijamin yang terbaru dan relevan dengan keadaan saat ini dan masa depan, misalnya yang berkaitan dengan teknologi, media sosial, bisnis online, dan sebagainya.
(1).jpeg)
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pelita Harapan (UPH), Eric Jobiliong. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Pentingnya Pemutakhiran Program Studi Kalahkan Robot
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Pelita Harapan (UPH), Eric Jobiliong, mengatakan kebutuhan tenaga kerja akan terus menurun di tahun-tahun mendatang. Hal itu berdasarkan laporan The Future of Jobs 2023 yang dikeluarkan World Economic Forum."Kebutuahan akan tenaga kerja manusia terus hingga saat ini. Di 2023 ini angka kebutuhan tenaga manusia memasuki 66 persen," kata Eric.
Dia menyebut menurunnya kebutuhan tenaga kerja manusia itu karena semakin berkembangnya kercedasan buatan atau artificial intelegent (AI). Bahkan, kata Eric, angka kebutuhan manusia sebagai tenaga kerja terus merosot sampai 2027.
"Sementara di 2027 akan semakin berkurang dengan kebutuhan manusia hanya 57 persen. Artinya 43 persen itu diambil alih, makin lama makin tidak memerlukan tenaga manusia," tutur Eric.
Dia menyebut pada 2027 akan hadir 69 juta pekerjaan baru. Sedangkan, 83 juta pekerjaan yang saat ini ada akan tergantikan.
AI, pendorong utama otomasi diperkirakan akan diadopsi oleh hampir 75 persen perusahaan. Di mana 50 persen di antaranya memperkirakan akan berdampak pada job growth dan 25 persen memperkirakan akan berdampak pada job losses.
Jenis pekerjaan yang akan bertumbuh paling cepat adalah pekerjaan-pekerjaan terkait teknologi seperti AI dan machine learning, serta pekerjaan terkait energi terbarukan dan digital. Banyak profesi yang bersifat manual akan mulai hilang dan digantikan dengan teknologi.
Untuk itu, menurutnya, institusi pendidikan perlu beradaptasi dan berinovasi melalui bidang studi dan metode belajar yang digunakan. Beberapa inisiatif dan pencapaian telah dilakukan UPH untuk mempersiapkan generasi muda unggul dan kompeten di berbagai bidang.
"Beberapa di antaranya menerapkan pendekatan center of excellence dengan melakukan clustering terhadap program studi yang dimiliki, yaitu Medicine and Health Sciences, Arts and Entertainment, Engineering and Computing, dan Social Sciences," tutur dia.
| Baca juga: UPH Berinovasi Hadirkan Solusi bagi Negeri |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News