Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan. DOK UI
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan. DOK UI

Varian Baru Covid-19 Arcturus, Epidemiolog UI Sebut Vaksin Masih Jadi Pencegahan Terbaik

Renatha Swasty • 06 April 2023 19:33
Jakarta: Kasus covid-19 naik signifikan menyusul ditemukannya subvarian baru Arcturus di India. Subvarian ini telah menyebar ke negara lain, seperti Amerika Serikat, Singapura, dan Brunei Darussalam.
 
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan sampai saat ini subvarian Arcturus belum terdeteksi di Indonesia. Namun, masyarakat diimbau tetap menjaga protokol kesehatan.  
 
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Iwan Ariawan, mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir dan jangan panik terhadap subvarian baru Arcturus.

“Dari hasil survei serologi yang sudah dilakukan Kemenkes RI dan FKM UI pada Januari 2023 didapatkan hasil bahwa hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi terhadap covid-19 baik dari infeksi maupun vaksinasi,” ujar Iwan dalam keterangan pers, Kamis, 6 April 2023.
 
Dia menjelaskan Arcturus atau XBB 1.16 ini merupakan sub varian baru dari Omicron yang penularannya cepat. Namun, gejala yang ditimbulkan tidak terlalu berat dan tingkat fatalitas lebih rendah ketimbang varian sebelumnya seperti Delta.
 
Analisis kematian yang diakibatkan covid-19 menunjukkan seseorang yang sudah divaksin memiliki risiko kematian jauh lebih kecil terutama pada lansia.  
 
“Jadi, vaksin ini sangat terlihat efeknya dan dari analisis yang kami lakukan, apapun vaksinnya hasilnya kurang lebih sama,” kata Iwan.
 
Dia menyebut apabila seseorang melengkapi vaksinnya sampai booster kedua, antibodi pada tubuhnya menjadi lebih kuat dan risiko kematian menjadi lebih rendah.  
Iwan mengatakan jenis vaksin covid-19 yang tersedia di Indonesia dapat menangkal subvarian baru Arcturus, karena variannya masih sama, yaitu Omicron.
 
Vaksin-vaksin di Indonesia sudah terbukti efektif menghadapi varian Omicron dalam mencegah terjadinya sakit berat dan kematian. Iwan menyampaikan pencegahan terbaik lainnya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan harus memperhatikan kembali tempat di mana risiko penularan tinggi dan siapa saja yang berisiko sakit berat.  
 
“Karena penularannya yang melalui droplet atau percikan air liur, sehingga tempat-tempat keramaian seperti di transportasi umum atau tempat serupa lainnya memiliki risiko penularan yang tinggi, sangat dianjurkan untuk menggunakan masker. Hal ini berlaku baik Arcturus atupun varian lainnya," tutur Iwan.
 
Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah orang-orang yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Sebab, bila orang tersebut terjangkit covid-19 akan membuat penyakit bawaannya semakin parah.
 
Iwan menuturkan apabila seseorang sudah terkena dan dinyatakan positif covid-19, pertama kali yang bisa dilakukan adalah isolasi mandiri kurang lebih selama lima hari apabila penderita memiliki gejala ringan, bukan lansia, dan tidak ada komorbid.
 
Untuk pengobatannya, apabila penderita hanya mengalami gejala ringan, cukup istirahat dan isolasi mandiri. Namun, bila ingin meminum vitamin ataupun suplemen lainnya diperbolehkan.
 
Berbeda bila penderitanya mempunyai gejala berat, komorbid, atau lansia harus diperiksa dan ditangani langsung oleh dokter. Hal itu untuk dilihat apakah penderita harus dirawat di rumah sakit atau bisa isolasi mandiri di rumah.
 
Selain itu, salah satu yang penting saat seseorang sudah dinyatakan positif covid-19, harus memberi tahu orang-orang sekitarnya terutama yang berinteraksi langsung. Hal ini agar orang-orang yang kontak langsung dengan orang tersebut dapat segera melakukan pemeriksaan. Sehingga, tata laksananya dapat disesuaikan dari hasil pemeriksaan tersebut.
 
“Apa pun variannya, kita tetap lakukan protokol kesehatan dan kejar vaksinasi lengkap. Bagi yang belum vaksin, saya anjurkan untuk segera vaksin. Selain untuk menjaga diri dari risiko gejala berat, vaksin ini juga masih gratis dari pemerintah,” ujar Iwan.
 
Sebagai ahli epidemiologi yang turut berkontribusi dalam penanganan covid-19 di Indonesia, Iwan menerima penghargaan PPKM Awards pada kategori Akademisi Pendukung Pemerintah dalam Penanganan Pandemi Terbaik dari Pemerintah Republik Indonesia. Penghargaan diberikan atas dedikasinya dari mulai mengisi webinar dengan tema terkait covid-19, hingga menjadi konsultan penelitian.
 
Salah satu hal yang berdampak signifikan adalah diadakannya Sero Survei yang dapat merefleksikan imunitas masyarakat di tiap daerah.
 
Baca juga: Kemenkes Sebut Butuh Kesadaran untuk Percepat Booster Kedua

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan