"Literasi menjadi komponen penting pembelajaran. Ujiannya dalam bentuk project yang dikerjakan anak seperti pameran," ujar Koordinator kurikulum Sekolah Cikal, Siti Fatimah dalam Konferensi Video, Kamis, 30 April 2020.
Baca juga: Pengumuman Kelulusan SMK di Jakarta Dilakukan Daring
Siti mencontohkan, siswa kelas X yang saat ini tengah menggelar pameran Personal Project (PP Exhibition). Karya anak pada pameran itulah yang menjadi salah satu pendorong kelulusan mereka.
Dia mengatakan dalam keseharian pun anak selalu diminta kreatif. Termasuk dalam pengerjaan tugas. "Untuk tugas-tugas meningkatkan kemampuan literasi mereka misalnya, Kami menantang mereka untuk selalu membuat sesuatu. Jadi bukan kami yang menentukan ingin mengerjakan apa," lanjut Siti.
baca juga: Menukar Seliter Beras dengan Semangat Belajar Aksara
Selain itu, pemberian tugas mata pelajaran biasa juga diberlakukan aturan pencarian riset. Siswa diminta untuk aktif membaca di perpustakaan sekolah.
"Pengembangan literasi itu seperti bekal yang harus dipupuk terus menerus ya. Sehingga waktu ada project ini kemampuan literasi anak sudah terlatih," ujar dia.
Seperti diketahui, kemampuan literasi Indonesia menjadi sorotan dalam 18 tahun terakhir. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim angka kemampuan literasi Indonesia mandek di angka 371 sejak tahun 2000.
"Tahun 2000 poin kita 371, sekarang juga sama. Berarti apa? tidak ada kemajuan selama 20 tahun. Kan kacau itu negara, 20 tahun tidak ada kemajuan dalam hal literasi," kata Satriwan kepada Medcom.id, Selasa 7 April 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News