Thomas Trikasih Lembong. MI/Panca Syaukarni
Thomas Trikasih Lembong. MI/Panca Syaukarni

Intip Profil dan Sepak Terjang Thomas Lembong, Mantan Mendag yang Jadi Co-Captain Timnas AMIN

Renatha Swasty • 01 Januari 2024 14:15
Jakarta: Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) diisi orang-orang hebat di bidangnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Thomas Trikasih Lembong atau biasa dikenal Thomas Lembong. Dia sendiri merupakan mantan Menteri Perdagangan periode 2015-2016 di era Presiden Joko Widodo.
 
Thomas memilih mengusung Anies-Muhaimin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan terpilih menjadi Co-Captain Timnas AMIN. Dia mengaku memilih mendukung AMIN karena kedekatannya dengan Anies.
 
Dia dan Anies sudah berteman selama 18 tahun lebih. Selain itu, menurut hitung-hitungannya, peluang AMIN untuk menang sangat besar.

Sehingga, dia tertarik mendukung pasangan nomor urut satu itu. Lagipula, Thomas mengaku enggan buang-buang tenaga, waktu, dan uang untuk berkampanye bila peluang keduanya dirasa tidak besar.
 
"Menurut hitungan saya, chance untuk menang Pak Anies- Muhaimin terbuka lebar, bahkan sangat baik. Bahkan saya suka bilang ini investasi yang paling menarik yang pernah saya buat dalam karier saya sebagai investment maker," beber Thomas Lembong dalam IntrigueRK di YouTube Prof. Rhenald Kasali dikutip Senin, 1 Januari 2024.

Pendidikan

Thomas Lembong lahir pada 4 Maret 1971. Dia mengenyam pendidikan dasar di Jerman hingga berusia 10 tahun.
 
Dia meneruskan SD serta SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Saat SMA, Thomas pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
 
Thomas menempuh kuliah dalam bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard. Dia mendapat gelar AB (Bachelor of Arts) dari program studi Architecture and Urban Design, Harvard University pada 1994.

Karier

Thomas Lembong atau biasa dipanggil Tom memulai karier pada 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura). Dia kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999-2000.
 
Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari 2000-2002. Saat itu, BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia setelah sempat mengalami Krisis Keuangan Asia pada 1998.
 
Setelah itu, dia memilih bekerja di Farindo Investments dari 2002-2005. Pada 2006, Tom menjadi salah satu pendiri dan direktur utama sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura bernama Quvat Management. Thomas Lembong juga menjadi presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari 2012-2014.
 
Dia kembali ke pemerintahan pada 2013 sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Gubernur DKI Jakarta saat itu, Joko Widodo. Peran ini ia teruskan sepanjang masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden Indonesia.
 
Tom adalah orang di balik layar yang menulis beberapa pidato Presiden Jokowi yang paling ikonik. Antara lain pidato “Game of Thrones” pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada 2018 dan pidato “Thanos” di Forum Ekonomi Dunia.
 
Setelah tak lagi menjadi Menteri Perdagangan, Thomas ditunjuk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode 2016-2019. Selama menjabat itu,
dia mampu mendorong perjanjian kerja sama internasional, salah satunya percepatan perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
 
Tom berhasil mendorong perjanjian tersebut dari tahap scooping paper hingga diluncurkannya perundingan perjanjian kerja sama IEU-CEPA. Peluncuran perundingan ini diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja baru, alih teknologi, serta menciptakan kesempatan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
 
Tom juga dianggap berhasil mengkaji Kemitraan Trans Pasifik atau Trans Pacific Partnership (TPP). Meski dalam tahap pengkajian dan negosiasi, TPP dinilai mampu mendorong ekspor Indonesia ke Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam.
 
Salah satu terobosan yang juga diluncurkan Tom adalah layanan informasi harga bawang merah berbasis aplikasi online dengan nama Sistem Informasi Bawang Merah Brebes (SI BMB). Sistem ini secara spesifik diperuntukkan bagi wilayah Kabupaten Brebes guna memantau komoditas bawang merah.
 
Setelah meninggalkan pemerintahan, Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura. Lembaga ini merupakan wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.
 
Pada Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, menunjuk Tom sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol. Dalam wawancaranya dengan Rhenald Kasali, Tom merasa sudah mendapat banyak rezeki dalam hidup.
 
Sehingga, kali ini giliran dia ingin kembali bermanfaat buat negara dengan menjadi Co-Captain Timnas AMIN. "Jadi sudah tiba saatnya kita giveback kita mengembalikan rezeki itu kepada masyarakat buat negara. Kalau investasi ini berhasil, berkatnya buat negara, buat bangsa," ujar Tom.
 
Baca juga: Intip Profil Ahmad Ali, Pelatih Kepala Timnas AMIN

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan