Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D.  DOK UGM
Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. DOK UGM

Teliti Bioresource, Prof. Sang Kompiang Wirawan Dikukuhkan Sebagai Guru Besar UGM

Renatha Swasty • 10 Juli 2024 19:06
Jakarta: Dosen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Ir. Sang Kompiang Wirawan, S.T., M.T., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Bioresource Processing pada Fakultas Teknik. Sang Kompiang menyampaikan pidato berjudul Pengembangan Teknologi Pengolahan Sumber Daya Alam Hayati Berbasis Bioresource Product Engineering dan Teaching Industry.
 
Sang Kompiang mengemukakan Indonesia secara konsisten terus berada dalam 10 besar penghasil sumber daya alam hayati. Beberapa komoditas yang dihasilkan antara lain biji-bijian, teh, kopi, cokelat, minyak sawit, lada, karet, kayu lapis, ikan, dan rempah-rempah.
 
Hasil dari rempah-rempah tersebut, kemudian diproduksi menjadi minyak atsiri. “Sayangnya, Indonesia masih baru mampu memproduksi 12 jenis dari 200 minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia,” beber Sang Kompiang dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 10 Juli 2024.

Indonesia juga berpotensi mengembangkan tanaman-tanaman yang berkhasiat sebagai obat, seperti jahe, lengkuas, kunyit, dan kencur. Hanya saja, konsumsi terbesar dari tanaman itu masih dalam skala industri kecil.
 
Kekayaan alam di Indonesia yang berlimpah tersebut sudah seharusnya dapat dimanfaatkan bagi kemakmuran rakyat. Dia menyebut melalui pengembangan teknik produk sebagai dasar pendidikan teknik kimia di masa depan yang serius akan tersedia sumber daya manusia yang mumpuni dalam mengolah kekayaan alam tersebut.
 
“Sumber daya alam ini harus dapat dikelola sedemikian rupa sehingga kelestarian dan keseimbangan alamiahnya selalu dapat terjaga dan tidak terganggu,” jelas Kompiang.
 
Ia mengatakan secara garis besar dapat diperkirakan sumber daya alam hayati terutama tumbuhan, minyak atsiri, dan tanaman obat unggulan harus dideklarasikan sebagai bentuk keunggulan komparatif sumber daya alam bangsa Indonesia. “Selain merupakan keunggulan, hal tersebut juga merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki,” ujar dia.
 
Selain itu, jenis komoditas ekspor unggulan Indonesia lain seperti minyak kelapa sawit dan kakao juga perlu mendapat perhatian lebih. Sehingga, dapat memberikan lapangan pekerjaan dan sumber devisa negara, serta komoditas yang mampu memberikan pendapatan berkelanjutan bagi petani.
 
Tidak kalah penting, kata Sang Kompiang, peningkatan teknik pengolahan produk hayati atau bioresource product engineering harus dimaksimalkan pemanfaatan bahan baku sumber daya hayati yang tersedia. Sehingga dapat bernilai jual lebih tinggi.
 
“Pengembangan sains dan teknologi untuk pengolahan sumber daya alam hayati memerlukan riset yang serius dan sejalan dengan penerapan konsep bioresource product engineering,” papar dia.
 
Sang Kompiang juga menyampaikan kegiatan Teaching Industry oleh UGM dalam mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi pada pengelolaan produk hayati. Salah satu usaha dalam konsep tersebut adalah UGM Cocoa Teaching and Learning Industry.
 
Dia berharap program ini tidak hanya mampu membangkitkan industri kakao, namun juga menggerakkan industri hilir makanan dan minuman berbasis coklat untuk melakukan ekspansi dan berdampak positif. Sebab, nilai tambah kakao ada di dalam negeri, menyerap tenaga kerja, adanya multiplier effect terhadap industri pendukung seperti industri pengemasan, transportasi, perbankan, dan sektor-sektor lain.
 
Sang Kompiang juga mengajak semua pihak bersama-sama menyumbangkan solusi demi pemanfaatan sumber daya alam berkualitas. Serta mengimplementasikan potensi sumber daya alam hayati dan manusia yang melimpah untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia.
 
“Bangsa Indonesia harus unggul dan tampil terdepan dalam pengembangan teknologi pengolahan sumber daya alam berbasis bioresource product engineering untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi bangsa menuju kesejahteraan rakyat,” harap dia.
 
Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB), Wahyudi Kumorotomo, menyebut Sang Kompiang merupakan satu dari 460 guru besar aktif di Universitas Gadjah Mada. Di tingkat fakultas, termasuk dari 76 Guru Besar aktif dari 102 Guru Besar yang dimiliki Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
 
Baca juga: Tim Peneliti UGM Bikin Booster Cair 'Sulasih-Sulandjana' dari Endapan Silika Panas Bumi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan