Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Kemendikbud Timbang Tarik Buku Pelajaran yang Menyinggung Agama Tertentu

Ilham Pratama Putra • 01 Maret 2021 14:00
Jakarta: Buku pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 menuai polemik. Pasalnya, buku tersebut dianggap menyinggung ajaran agama lain.
 
Kepala Pusat Kurikulum (Kapuskur) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Maman Fathurrahman menyebut buku tersebut akan dievaluasi. Pihaknya akan mempertimbangkan buku tersebut untuk ditarik dan diganti baru.
 
"(Evaluasi untuk ditarik dan diganti baru) ini dalam tahap pembahasan," kata Maman kepada Medcom.id, Senin, 1 Maret 2021.

Maman mengatakan hal itu sangat tergantung dari berbagai saran dan masukan dari seluruh pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Jika disetujui untuk ditarik dan diganti baru, maka hal itulah yang akan dilakukan.
 
Pihaknya berjanji akan terus melakukan evaluasi terkait penyusunan dan pembaruan buku teks peserta didik di satuan pendidikan. Termasuk, dalam hal ini berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Agama (Kemenag).
 
"Untuk menentukan jika kajian ulang untuk materi pelajaran agama perlu dilakukan," jelas dia.
 
Baca: Buku Pelajaran Singgung Agama Lain, PGI: Tak Perlu Ditanggapi Berlebihan
 
Kemendikbud, kata dia, selalu menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan serta toleransi antar umat beragama di Indonesia, termasuk di sektor pendidikan.  Kemendikbud menyambut baik tanggapan dan ajakan Pdt. Gomar Gultom selaku Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) untuk mengutamakan persatuan insan beragama di Indonesia.
 
"Dan menekankan harapan bahwa pelajaran agama lebih mengutamakan pelajaran budi pekerti dan nilai-nilai universal dari agama," ujar Maman.
 
Sebelumnya, Pesekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) juga memberikan tanggapan atas buku pelajaran Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 tersebut. Dia mengajak semua pihak untuk menanggapi buku tersebut secara berlebihan.
 
“Ini adalah mata pelajaran agama Islam. Dan tentu saja isinya adalah pemahaman dan ajaran Islam, termasuk mengenai agama Kristen dan Injil. Lalu bagaimana kita menanggapinya? Ya, tidak perlu ditanggapi. Tugas kita adalah memberikan informasi autentik tentang ajaran Kristen kepada murid-murid Kristen, bukan menggugat isi pengajaran agama yang lain,” kata Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum PGI, dikutip dari laman PGI, Minggu, 28 Februari 2021.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan