Keterlibatan lulusan baru itu membuat kompetensi tim Puskurbuk dipertanyakan dalam penyusunan kurikulum. Namun, Kepala Puskurbuk Maman Fathurrahman menyatakan semua pihak yang terlibat dalam kajian penyederhanaan kurikulum sudah kompeten, meskipun mereka baru saja lulus pendidikan tinggi.
"Asalkan kompeten bisa direkrut dan diminta membantu Puskurbuk," kata Maman kepada Medcom.id, Selasa, 22 September 2020.
Dia mengakui meminta beberapa pihak turut membantu pengkajian dan penyusunan kurikulum secara bersama. Tak hanya dari Sampoerna University, pihaknya juga meminta utusan perguruan tinggi negeri dan swasta lain terlibat dalam penyusunan kurikulum nasional dan buku Indonesia.
Sebagai kepala Puskurbuk, Maman mengaku sering mengeluarkan Surat Keputusan dan Surat Tugas untuk menugaskan berbagai akademisi dari beragam kampus. Misalnya, dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan berbagai perguruan tinggi lainnya.
"Ada banyak anggota tim dari berbagai perguruan tinggi yang diminta oleh Puskurbuk untuk membantu mengkaji, mengembangkan, dan mengevaluasi kurikulum," sambungnya.
Baca: Sampoerna Foundation Disebut-sebut Ada di Balik Penyederhanaan Kurikulum
Keberadaan anggota tim yang masih lulusan S1 sempat dipertanyakan oleh salah seorang Guru Sejarah MA Tsaqafah, Jakarta, Iman Zanatul Khaeri.
Terkait protes Iman, Kemendikbud mengaku akan mengecek ulang. Yang jelas, kata Maman, meski universitas tersebut merupakan bagian dari perusahaan filantropi Sampoerna Foundation, bukan berarti Sampoerna Foundation terlibat dalam inisiasi penyusunan kurikulum.
"Saya cek. Tapi saya yakin tidak ada kaitannya. Proses dan inisiasi pengembangan kurikulum berjalan sesuai prosedur yang seharusnya. Pusat Kurikulum dan Perbukuan sesuai tugas dan fungsinya melaksanakan pengembangan, fasilitasi dan evaluasi kurikulum sesuai prosedur," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News