Mendikbud, Nadiem Makarim. Foto: Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan
Mendikbud, Nadiem Makarim. Foto: Medcom.id/Muhammad Syahrul Ramadhan

Hari Guru Nasional 2019

Nadiem Ogah Beri Guru Janji-janji Kosong

Muhammad Syahrul Ramadhan • 23 November 2019 22:42
Jakarta:  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim menyampaikan pidato dalam menyambut peringatan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November 2019. Dalam teks pidato yang diterima Medcom.id Nadiem secara tegas menyatakan enggan memberikan guru janji-janji kosong.
 
"Saya tidak akan membuat janji-janji kosong kepada Anda," tegas Nadiem dalam teks pidatonya, di Jakarta, Sabtu, 23 November 2019.
 
Ia hanya menegaskan bakal memperjuangkan kemerdekaan belajar di Indonesia. Mengingat selama ini banyak hal yang mengganjal untuk belajar, terlebih lagi guru yang selama ini menurut Nadiem harus banyak dibebani tugas administratif.

Padahal guru mempunyai tugas yang lebih penting untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa.  "Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas," ucap Menteri 35 tahun ini.
 
Belum lagi kurikulum yang banyak, membuat guru tak berkutik untuk melakukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar. "Anda ingin mengajak murid keluar kelas untuk belajar dari dunia sekitarnya, tetapi kurikulum yang begitu padat menutup pintu petualangan," ujarnya.
 
Lebih lanjut Nadiem menuturkan, sebenarnya guru sudah mengerti bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal. Namun nyatanya hal itu benar-benar terjadi dan membuat guru malah frustasi.
 
"Anda tahu bahwa setiap anak memiliki kebutuhan berbeda, tetapi keseragaman telah mengalahkan keberagaman sebagai prinsip dasar birokrasi.  Anda ingin setiap murid terinspirasi, tetapi Anda tidak diberi kepercayaan untuk berinovasi," ucap Nadiem.
 
Untuk itu, ia mendorong guru melakukan perubahan, tidak harus perubahan besar apalagi menunggu komando. Guru kata Nadiem harus berani mengambil langkah inisiatif.  "Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambil langkah pertama," kata jebolan Harvard University ini.
 
Adapun beberapa perubahan yang bisa dilakukan, kata Nadiem, dimulai dari kelas. Mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas.
 
Selain itu, guru diharapkan bisa mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Kemudian bisa menemukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Lalu sesama guru saling membantu, bersimpati dan berempati kepada kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.
 
"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak," tandasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan