Pada Sidang Senat Terbuka yang berlangsung Senin, 25 November 2019 itu, Prof Judy Retti membacakan pidato pengukuhan berjudul Peran Rekayasa Proses dalam Peningkatan Kesejahteraan Manusia.
Pidato tersebut menjadi refleksi pengalaman ilmiah Prof Judy Retti dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah diselenggarakan UNPAR.Pemahaman dan wawasan akan rekayasa proses dalam mengolah sumber daya alam, serta aplikasinya pada bidang-bidang usaha masyarakat seperti pengembangan pupuk yang terkendali pelepasannya (CRF) dan teknologi pemurnian garam dari air laut membuktikan peran penting rekayasa proses, serta teknik kimia sebagai sebuah ilmu, dalam meningkatkan kualitas hidup orang banyak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pengangkatan Prof Judy Retti sebagai Guru Besar Teknik Kimia dengan bidang keahlian Rekayasa Proses berdasarkan surat keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Ketua Senat Prof Bambang Sugiharto bersama Prof Judy Retti setelah simbolisasi pengukuhan (Foto:Dok.UNPAR)
Rektor UNPAR Mangadar Situmorang Ph.D mengapresiasi penetapan Prof Judy Retti sebagai Guru Besar Teknik Kimia UNPAR. Mangadar minta agar Prof Judy Retti berkontribusi dalam mencetak guru besar baru bagi pendidikan Indonesia.
"Dengan jabatan guru besar, Prof Judy Retti saatnya untuk berbagi (ilmu)," kata Mangadar.
Di hadapan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV Prof Uman Suherman, Mangadar menyebutkan UNPAR memiliki potensi besar untuk mencetak guru besar. Sebab, perguruan tinggi yang ada di Bandung itu memiliki formasi lektor dan lektor kepala yang mencapai sekitar 400 orang.
Foto bersama Prof Judy Retti beserta keluarga dan Senat Universitas (Foto:Dok.UNPAR)
"Ini menjadi modal besar bagi UNPAR untuk maju dan berkembang," ucap Mangadar.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Prof Uman Suherman mendorong UNPAR untuk terus melahirkan guru besar baru. Menurutnya, hal itu sebagai tanggung jawab keilmuan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia, khususnya UNPAR.
"Keberadaan seorang guru besar bukan hanya untuk dirinya, tapi akan membangun dan menjamin masa depan bangsa yang lebih berkualitas," kata Uman.
(ROS)