"Ini juga bukan ide asli, ini diambil dari negara lain, yaitu Inggris," kata Said dalam webinar Vox Populi Institute Indonesia dikutip Senin, 21 Februari 2022.
Dia menyoroti salah satu model pemberian materi pembelajaran lewat Kurikulum Merdeka. Pemberian materi bertahap sangat sulit diterapkan.
"Materinya lebih sulit karena kita tahu itu ada jenjang A sampai F. Inggris menamakannya Q stage, sama seperti itu. Apa bedanya ini? Argumentasi soal itu tidak jelas," kata Said.
Dia meyakini pembelajaran yang diterapkan Inggris sangat sulit diberlakukan di Indonesia. Bahkan, konsep tersebut diprediksi akan menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan.
"Dengan demikian saya yakin ini akan menimbulkan masalah nanti di lapangan, karena dengan itu akan ada dalam proses pembelajaran akan berbeda, dia menghendaki proses pembelajaran yang berbeda dan menghendaki kualitas penilaian yang berbeda. Dalam pedoman yang ada, itu tidak jelas bagaimana perubahan itu," kata dia.
Baca: Universitas Brawijaya: Kurikulum Merdeka Ekstrem, Kami Harus Berbenah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News