Hal itu diungkapkan Romo Bagus saat puncak Dies Natalis ke-70 Universitas Sanata Dharma yang diselenggarakan di Auditorium Driyarkara, Kampus II USD, Yogyakarta.
Dalam momentum tujuh dekade ini, USD meneguhkan komitmennya sebagai institusi yang mengedepankan keterbukaan dan nilai spiritualitas dalam menjawab tantangan bangsa.
Romo Bagus mengatakan, tema '70th Sanyata Ing Dharma: Menggali Makna dan Membangun Asa' merupakan refleksi atas perjalanan panjang kampus dalam menjaga api intelektualitas.
"Saya mengajak kita semua untuk meneguhkan hati, setia melangkah membawa terang ke tengah dunia yang masih dikuasai kegelapan dan menerangi segala kebodohan," kata Romo Bagus.
Kepala LLDIKTI Wilayah V, Setyabudi Indartono, yang hadir mewakili Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, mengtakan, usia 70 tahun bagi USD merupakan pencapaian ontologis dalam merawat kebenaran.
Ia mengapresiasi konsistensi USD sebagai lembaga pendidikan yang tetap kokoh pada nilai-nilai dasarnya di tengah perubahan zaman.
"Tujuh dekade bukanlah sekadar akumulasi waktu, melainkan sebuah perjalanan panjang dalam mencari, merawat, dan menghidupi kebenaran," kata Setyabudi.
Rangkaian acara diawali dengan prosesi formal dan penampilan seni Tarian Nias, diikuti dengan pidato refleksi budaya oleh perwakilan dosen.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi internal, universitas memberikan penghargaan kepada sivitas akademika yang telah mengabdi selama 25 tahun, mahasiswa berprestasi, alumni inspiratif, serta pemenang festival menulis.
Sejalan dengan julukan 'Kampus Seribu Jendela', perhelatan ini sekaligus menegaskan visi USD untuk terus terbuka pada keberagaman ilmu, seni, dan budaya.
Di masa depan, USD menargetkan penguatan sinergi kolektif dengan mengadopsi semangat Jenderal Pedro Arrupe, yaitu spiritualitas 'mata terbuka' yang responsif terhadap situasi nyata masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News