Ilustrasi buku. Medcom
Ilustrasi buku. Medcom

Sejarah Kemerdekaan Indonesia: Organisasi Bentukan Jepang di NKRI

Medcom • 22 Desember 2022 19:43
Jakarta: Membicarakan sejarah kemerdekaan Indonesia memang tidak ada habisnya ya, Sobat Medcom. Setelah berabad-abad dijajah oleh pemerintah Belanda, Jepang kemudian datang dan mengeksploitasi segala sumber daya Indonesia untuk mendukung mereka dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya atau lebih dikenal sebagai Perang Dunia ke-II di kawasan Pasifik.
 
Selama kolonialismenya di Indonesia, Jepang banyak melakukan restrukturisasi dan reorganisasi administrasi pemerintah dengan membentuk berbagai organisasi yang bergerak di bidang politik, militer, ekonomi, dan sosial budaya dengan tujuan untuk menyebarkan doktrin kebencian terhadap ras kulit putih di masyarakat.
 
Ingin tahu organisasi apa saja yang telah dibentuk Jepang di Indonesia selama masa kependudukannya? Simak terus artikel berikut ini!

Organisasi Bentukan Jepang

Bidang Politik

Terdapat tiga organisasi politik yang dibentuk oleh pemerintah Jepang di Indonesia ialah:

1. PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)

Dalam organisasi ini terdiri atas pemuda Indonesia yang sering kita kenal sebagai empat serangkai, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H, Mas Mansyur. Organisasi ini dikembangkan dengan tujuan untuk memaksimalkan potensi rakyat Indonesia untuk membantu Jepang di Perang Asia-Pasifik.

Selain itu, organisasi ini memberikan influence untuk masyarakat Indonesia untuk anti terhadap bangsa kulit putih – Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda dengan memperalat para tokoh nasionalis Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, PUTERA menjadi lebih berani untuk menyuarakan kemerdekaan Indonesia yang mana hal ini membahayakan posisi Jepang di wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 1944, Jepang membubarkan organisasi PUTERA.

2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)

Seperti namanya, Jawa Hokokai merupakan sebuah organisasi yang didirikan dan dijalankan di Pulau Jawa saja pada tahun 1944. Organisasi ini beranggotakan orang-orang dari berbagai golongan, yakni orang pribumi, Arab, hingga Tionghoa sekalipun. Latar belakang mengapa Jawa Hokokai hanya diberlakukan di wilayah Jawa saja lantaran banyaknya suku, adat, budaya, serta bahasa di Indonesia membuat mereka sulit untuk menyatukan wilayah lain selain pulau Jawa.
 
Tujuan dibentuknya organisasi ini untuk mendorong rakyat Indonesia, khususnya di tanah Jawa untuk mengabdikan hidup untuk Jepang, contohnya melakukan pengumpulan pajak pemerintah, menyerahkan hasil pertanian rakyat, serta menyerahkan upeti untuk pemerintah Jepang.

3. Sendenbu (Kelompok Propaganda)

Di bawah Struktur Departemen Propaganda Kekaisaran Jepang, Sendenbu dibentuk menjadi organisasi yang bertugas untuk menyediakan informasi untuk agenda propaganda. Berdiri pada Agustus 1942 dan mengemban tugas di Pulau Jawa, Sendenbu mempunyai sejumlah propaganda, yaitu;
  1. Propaganda 3A
  2. Propaganda terkait Tokyo Rose
  3. Pengendalian sarana penyiaran publik
  4. Perekrutan sejumlah rakyat Indonesia sebagai propagandis
Dalam organisasi ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu administrasi, berita dan pers, serta propaganda. Propaganda di atas disebarkan melalui karya seni seperti film, pertunjukan drama, puisi, pidato hingga gamelan. Sendenbu juga memanfaatkan media massa sebagai sarana penyebaran propaganda tersebut.

Bidang Militer

1. Seinendan (Organisasi Pemuda Semi-Militer)

Pada 9 Maret 1943, organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk melatih rakyat Indonesia sehingga mereka dapat mempertahankan wilayahnya. Namun, alasan terselubung dibalik berdirinya organisasi ini adalah sebagai bentuk persiapan Jepang dalam meningkatkan kekuatan cadangan untuk menghadapi serangan sekutu Perang Asia Timur Raya. Seinendan berhasil merekrut 500.000 pemuda yang berusia 14-22 tahun – terhitung hingga akhir masa kolonialismenya di Indonesia.

2. Keibodan (Organisasi Pembantu Polisi)

Berbeda dengan seinendan, organisasi ini bertugas untuk membantu polisi Jepang dalam mengatur lalu lintas serta keamanan desa. Keibodan merekrut para pemuda berusia 23-25 tahun dengan persyaratan khusus, yaitu mempunyai fisik yang sehat dengan kepribadian yang baik.

3. Fujinkai (Organisasi Wanita Semi-Militer)

Untuk menunjang kebutuhan militer dalam menghadapi sekutu, Jepang juga mendirikan organisasi semi-militer untuk wanita yang dinamakna Fujinkai pada Agustus 1942. Organisasi ini beranggotakan wanita berusia 15 tahun ke atas dimana mereka akan dilatih menjadi tim masak, paramedis, serta penghibur tentara Jepang.
 
Tidak hanya bertugas di bidang militer, Fujinkai juga memiliki tugas dalam meningkatkan jumlah orang melek aksara serta mendirikan fasilitas pendidikan dan kesehatan untuk rakyat Indonesia. Pada akhirnya, organisasi ini dibubarkan pada 16 Desember 1945.

4. Jibakutai (Organisasi Keprajuritan Berani Mati)

Pasukan prajurit ini juga sering disebut sebagai pasukan bunuh diri lantaran mereka akan maju menyerang jika ditugaskan dalam keadaan genting. Terhitung, jumlah pasukan yang direkrut dalam organisasi ini sebanyak lebih dari 50.000 yang terdiri dari berbagai latar belakang. Ketika kependudukan Jepang berakhir, organisasi ini beralih menjadi Barisan Berani Mati (BBM) dan beraksi mempertahankan kemerdekaan dalam melawan sekutu di wilayah Surabaya pada 10 November 1945.

5. Heiho (Organisasi Sayap Militer Keprajuritan Cadangan)

Dibandingkan organisasi militer lainnya, pasukan Heiho memiliki keahlian perang yang lebih baik lantaran mereka dilatih dengan tujuan untuk memperkuat pasukan militer Jepang. Organisasi ini juga ditempatkan di bawah instruksi markas besar umum Kekaisaran Jepang. Heiho merekrut sebanyak 42.000 orang yang berusia 18-25 tahun. Tugas lainnya yang dijalankan oleh prajurit Heiho adalah menjaga camp pertahanan serta memperkuat pertahanan dan membantu tentara Jepang dalam peperangan. Organisasi satu ini tidak hanya ditugaskan di wilayah Indonesia saja, sejumlah prajurit Heiho juga ditempatkan ke berbagai negara pendudukan Jepang, seperti Singapura, Malaysia hingga Vietnam.

6. PETA (Pembela Tanah Air; Organisasi Milisi Setempat)

Pada 3 Oktober 1943, PETA didirikan dengan tujuan untuk memperkuat pasukan Heiho. Pembentukan organisasi ini diusulkan langsung oleh Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jendral Kamakici Harada. Berbagai kalangan masyarakat juga bisa berpartisipasi dalam organisasi militer ini sehingga kalian tidak perlu heran bahwa jumlah anggota organisasi ini adalah lebih dari 37.000 anggota dari wilayah Jawa dengan 20.000 lebih dari Sumatera.
 
Dalam tubuh organisasi ini memperbolehkan anggotanya untuk mendapatkan pangkat militer dimana hal ini berakhir menciptakan para pemimpin berkualitas di bidang militer Indonesia, seperti Jenderal Sudirman, Jendral Ahmad Yani, dan Jendral Gatot Subroto.

7. Kempeitai (Organisasi Kepolisian Rahasia)

Seperti namanya, organisasi ini dibentuk untuk menjalankan misi atau tugas kotor atas perintah Jepang. Bagi Tentara Kekaisaran Jepang, Kempeitai lebih akrab dikenal dengan sebutan polisi militer. Kempeitai memiliki kewajiban dalam menjaga keamanan area belakang, mengkoordinir camp kerja paksa serta melakukan serangan balasan.
 
Salah satu misi kotor yang ditugaskan oleh Kempeitai ialah menjaga camp khusus yang digunakan eksperimen medis yang mengerikan terhadap ribuan tahanan dari Tiongkok, Amerika, Eropa, dan Korea. Kempeitai juga bertanggung jawa dalam menjalankan misi intelijen serta kontra propaganda hingga bahkan menculik wanita muda yang nantinya akan dijadikan sebagai Jugun Ianfui atau wanita penghibur. Hingga akhir Perang Dunia ke-II, jumlah anggota Kempeitai yang berhasil tercatat adalah 7.500 anggota.

8. Gakukotai (Organisasi Pelajar)

Akibat terdesak karena kekalahan mereka dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang akhirnya membentuk Gakukotai denan tujuan untuk memperkuat pertahanan posisinya di wilayah Indonesia. Organisasi ini merekrut para pemuda, pelajar, hingga mahasiswa untuk diberikan pelatihan militer.

Bidang Ekonomi

Jepang juga membentuk organisasi yang bergerak di bidang ekonomi di Indonesia, yaitu Romukyokai – Organisasi Pengelola Ketenagakerjaan. Organisasi bentukan tentara Jepang ini bertujuan untuk para petani untuk memberikan setoran wajib tanaman pertanian serta segala sumber daya lainnya, tak terkecuali minyak bumi, kepada pemerintah Jepang.
 
Bidang Sosial Budaya
  1. Romusha – Kerja Paksa
  2. Ika Daigaku – Akademi Kedokteran
  3. Kogyo Daigaku – Akademi Teknik
  4. Gerakan 3 A – San’a undo
Pada 29 April 1942 – bertepatan dengan kelahiran Kaisar Hirohito, Gerakan 3A dibentuk oleh pemerintahan Jepang diikuti pembentukan 3 jargon, “Nippon Pelindung Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Cahaya Asia.” Gerakan 3A dipelopori oleh seorang Kepala Departemen Sendenbu – Hitoshi Shimizu. Kemudian, ia menunjung Mr. Syamsyudin untuk mengepalai gerakan ini.
 
Dengan skala yang besar, Gerakan 3A dibentuk untuk memberikan pendidikan para pemuda Indonesia. Namun, gerakan ini tidak berlangsung lama lantaran kaum intelektual merasa gerakan ini tidak memberikan pengaruh besar terhadap kemerdekaan mereka sehingga menimbulkan kecaman keras dari berbagai pihak. Hingga pada akhir 1942, Jepang membubarkan gerakan ini.

MASYUMI – Majelis Syuro Muslimin Indonesia

Sadar akan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, Jepang memanfaatkan kesempatan ini dengan membentuk MASYUMI pada tahun 1943 sebagai alatpolitik untuk meningkatkan pengaruh mereka di Tanah Air. Tidak tanggung-tanggung, Jepang juga menunjuk tokoh-tokoh agama seperti KH Hasyim Asyari (NU) sebagai ketua dengan KH Mas Mansyur (Muhammadiyah) sebagai wakilnya. Selain itu, organisasi ini juga beranggotakan KH Wahid Hasyim, KH Mukti, KH Farid Ma’aruf, dan Katosudarmo.
 
Organisasi ini memiliki tanggung jawab dalam mengumpulkan dana dari rakyat serta meningkatkan hasil sumber daya alam Indonesia. Namun, terbentuknya Masyumi dimanfaatkan para tokoh intelektual islam dalam bertukar pikiran serta menjadi fasilitas untuk menampung keresahan masyarakat terhadap pemerintahan Jepang. Meski Masyumi terus berkembang pesat tetapi mereka selalu menolak ajaran serta budaya Jepang yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti budaya sekrei – membungkuk 90 derajat ke arah Tokyo. Penentangan tersebut dikarenakan umat Islam hanya akan melakukan rukuk atau membungkuk ke arah kiblat ketika melakukan sholat.

Suishintai (Organisasi Pelopor)

Di bawah pengelolaan Jawa Hokokai, organisasi ini beranggotakan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia, seperti Ir. Soekarno – pemimpin organisasi, Sudiro – Kepala Sekretariat, Asmara Hadi, Sukardjo, Oto Iskandardinata, Chaerul Saleh, dan masih banyak lagi. Suishintai kerap digunakan tokoh pergerakan Indonesia sebagai media untuk menyebarkan semangat nasionalisme melalui pidato-pidato kepada rakyat Indonesia sebagai bentuk usaha mereka dalam memperkuat persatuan pemuda Tanah Air.

Keimin Bunkei Shidoso (Pusat Kegiatan Kebudayaan)

PERSAFI (Persatuan Aktris Film Indonesia)

Nah itulah serangkaian organisasi yang didirikan oleh Jepang selama kolonialisme di wilayah Indonesia. Meski pembentukan organisasi serta gerakan tersebut telah mengeksploitasi rakyat Indonesia, namun tokoh pejuang Indonesia tidak berhenti memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air hingga kini.
 
Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan atas jasa mereka, maka kalian sebagai generasi muda Indonesia jangan lupa patah semangat untuk terus berprestasi bagi negeri ini, ya. (Gracia Anggellica)
 
Baca juga: Cikal Bakal Penetapan Hari Ibu: Perjuangan Perempuan Memperjuangkan Hak-Hak

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan