Bung Tomo. Wikimedia Commons
Bung Tomo. Wikimedia Commons

Profil Bung Tomo Pejuang Pertempuran 10 November 1945

Putri Purnama Sari • 10 November 2022 11:15
Sutomo atau yang lebih dikenal dengan Bung Tomo lahir di Kampung Blauran yang letaknya di pinggir Kota Surabaya. Sutomo lahir pada tanggal 2 Oktober 1920.
 
Bung Tomo lahir lahir dan besar dari keluarga yang sangat menghargai Pendidikan. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo yang juga pernah menjadi pegawai pemerintahan, staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.
 
Dilansir dari Jurnal Kampus Syekhnurjati, pada saat Bung Tomo baru berusia dua tahun, ibunya sempat mengatakan kepada Bung Tomo yang saat itu baru belajar berbicara bahwa putranya kelak akan menjadi orang besar yang akan membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan.

Bung Tomo kecil nampak berbeda dengan anak-anak seusianya. Di masa kecilnya Bung Tomo merupakan seorang anak yang pemberani, hal itu dilihat dari keberanian Bung Tomo kecil yang berani berhadapan langsung dengan penjajah.
 
Baca: Isi Pidato Bung Tomo, Dibacakan Sebelum Berperang dengan Tentara Inggris

Akibat krisis ekonomi pada tahun 1930-an Bung Tomo ikut bekerja membantu orang tuanya. Jiwa kebangsaan Bung Tomo terasah ketika ikut dalam KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Prestasi terbaik Bung Tomo dalam KBI adalah memperoleh lencana elang. Prestasi ini membuat Bung Tomo menjadi terkenal di kampungnya.
 
Bung Tomo juga mempunyai kemampuan dalam hal tulis-menulis yang mengantarkannya menjadi wartawan Domei. Daya tarik inilah yang membuat PRI (Pemuda Republik Indonesia) merekrut Bung Tomo dan menempatkannya dalam seksi penerangan.
 
Bung Tomo merupakan seorang tokoh yang taat beragama. Sejak kecil Bung Tomo tidak hanya dididik dengan ilmu pengetahuan umum saja, melainkan ilmu agama pun tetap nomor satu yang diajarkan oleh orang tuanya kepada Bung Tomo.
 
Bung Tomo merupakan salah satu tokoh dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Bung Tomo berhasil mengajak rakyat Surabaya untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan Sekutu dan NICA.
 
Peristiwa itu membuat Bung Tomo dekat dengan rakyat dan menjadi populer. Bung Tomo mempunyai cara yang berbeda dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Surabaya yakni dengan mengobarkan semangat rakyat melalui radio.
 
Sejak kedatangan sekutu dan pasukan NICA di Surabaya, Bung Tomo berjuang mati-matian mempertahankan Surabaya dari cengkeraman Sekutu dan NICA. Bung Tomo memiliki pengaruh kuat di kalangan pemuda dan para pejuang. Ia dengan lantang membakar semangat pejuang untuk bertempur habis-habisan melawan pasukan sekutu.
 
Pertempuran tersebut dipicu oleh tewasnya Brigjen AWS Mallaby dalam kontak senjata dengan pejuang. Meskipun kekuatan pejuang tidak seimbang dengan kekuatan pasukan sekutu, namun peristiwa pertempuran 10 November tercatat sebagai peristiwa terpenting dalam sejarah bangsa Indonesia.
 
Bung Tomo meninggal dunia pada tanggal 7 Oktober 1981 di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya. Hal itu karena Bung Tomo pernah berwasiat jika meninggal beliau ingin dimakamkan di tempat pemakaman umum membaur bersama makam rakyat.
 
Bung Tomo dikenal sebagai pahlawan nasional Indonesia dan pemimpin militer Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia yang dikenal karena peranannya dalam pertempuran 10 November 1945, yang akhirnya pada tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Pahlawan.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WAN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan