Dia mengatakan pertanian adalah dunia yang sangat luas dan sangat penting sekali untuk disuarakan. Pertanian tidak hanya menyangkut pangan, tapi juga energi, kesehatan dan biomaterial. Berbagai inovasi ramah lingkungan dan berkelanjutan berpusat pada pengembangan ilmu pertanian.
“Oleh karena itu pertanian harus diangkat dalam perspektif yang lebih luas untuk fungsi sustainable life,” ujar Arif dalam Podcast Change the Game Episode ke-9 bersama Hermawan Kartajaya, Incoming Chair International Council for Small Business (ICSB) dan Kaesang Pangarep dalam eterangan tertulis, Selasa, 6 September 2022
Dia mengungapan cara IPB University mendorong mahasiswanya berinovasi dan menjadi petani milenial adalah dengan mendukung techno dan sociopreneurship. Visi IPB University menjadi techno sociopreneur university juga turut mendukung perubahan kurikulum demi menunjang visi ini.
“Sejak 2019, IPB University telah merombak kurikulum menjadi kurikulum K-2020 dan ternyata sangat kompatibel dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yakni Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujarnya.
Dia menyebut IPB memulai dengan membangun mindset positif melalui pelatihan tujuh Habit. Kemudian, didukung dengan talent mapping.
Hasilnya, 32 persen mahasiswa baru IPB University berminat menjadi entrepreneur. IPB University membangun kanal bagi mahasiswa ini mulai dari semester satu kuliah. Mulai dari fasilitas forum bisnis, startup school, mentoring bisnis, dan inkubator bisnis.
“Insyaallah tahun ini IPB University juga akan menyiapkan Entrepreneurship Center agar mahasiswa bisa duduk bersama dan ngobrol tentang bisnis serta ide,” lanjutnya.
Arif menyebut IPB terus mendorong kreativitas mahasiswa untuk berinovasi menghasilkan berbagai produk solutif bagi masyarakat. Fokus memberdayakan mahasiswa dengan memberikan kanal bisnis yang baik.
Menurutnya, mindset petani merupakan pekerjaan yang tidak keren perlu diubah. Arif mengatakan generasi milenial melihat bisnis secara realistis.
Bisnis yang abadi menurutnya adalah bisnis pangan, namun generasi milenial baru menjajaki bisnis pangan di level trading dan e-commerce saja. Hanya sebagian kecil yang terjun di level hulu atau on farm.
“Sehingga yang menjadi agenda penting adalah mendorong generasi milenial untuk masuk ke bisnis hulu. Rata-rata usia petani sekarang adalah 50 hingga 60, maka bila tidak ada regenerasi dan tidak ada transformasi teknologi saat ini, kita akan gigit jari,” ujar dia.
IPB juga sudah mencoba mengonsolidasi petani-petani lingkar kampus. Sehingga, sebagian suplai dari supermarket Jabodetabek sebenarnya dari IPB University.
Program One Village One CEO (OVOC) juga mengonsolidasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mendampingi petani dengan memasukkan teknologi hingga mendorong ekspor. “Yang kita butuhkan adalah pelaku-pelaku baru dan pelaku-pelaku lama harus juga mengubah mindset-nya untuk meningkatkan produktivitas,” ujar Arif.
Baa juga: Di Dies Natalis, Jokowi Minta IPB Kembangkan Prodi Kekinian |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News