Warda menemukan ide cemerlang dari pengalaman pahitnya dengan mendirikan usaha penerbitan buku.
“Berkali-kali saya ditolak penerbit, macam-macam alasannya. Salah satunya karena sebagai penulis pemula saya nggak punya uang untuk modal menerbitkan buku. Rasanya sakit sekali. Hingga saya berdoa, Ya Allah saya ingin punya penerbitan buku sendiri. Dan saya janji, jika sudah punya penerbitan buku maka saya akan menggratiskan biaya penerbitan buku untuk penulis pemula,” cerita Wardah dikutip dari laman unej.ac.id, Selasa, 11 Oktober 2022.
Dunia tulis menulis memang bukan hal baru bagi mahasiswi angkatan 2021 ini. Sejak duduk di kelas 8 madrasah tsanawiyah, Warda sudah gemar menulis melalui aplikasi Wattpad.
Karya pertamanya adalah novel berjudul Surat Hafalan Untuk Ustadz. Hingga kini, mahasiswi asal Banyuwangi ini sudah menulis 10 buku, kebanyakan novel bergenre romantis yang dibaluri nuansa Islam.
Maklum, Wardah lahir dan besar di lingkungan pesantren. Beberapa judul novelnya antara lain Allah Tahu Kamu Bisa, Hujan dan Luka, Merindu Muhammad, dan lainnya.
“Pada saat itu semua penerbit menolak untuk menerbitkan buku saya, tapi saya tak pantang menyerah. Saya berprinsip ketika ingin mencapai sesuatu maka saya harus berusaha mencapai target. Alhamdulillah waktu itu novel Surat Hafalan untuk Ustadz diterbitkan oleh RFM Pramedia Jember. Buku itu juga yang menjadi titik balik dalam hidup saya sebab makin mempertebal keinginan punya usaha penerbitan sendiri,” kata Wardah.
Warda juga bekerja di sebuah penerbitan agar paham dunia penerbitan. Maksud hati ingin belajar, ternyata niatan Warda ditanggapi lain oleh si pemilik penerbitan.
Warda yang memang ingin mendirikan penerbitan dianggap merecoki penerbitan miliknya. Akhirnya, Warda dipecat dari penerbitan tersebut karena dianggap akan menjadi kompetitor.
Secercah sinar mulai muncul saat Warda diperbolehkan menggunakan usaha milik kakaknya, yakni CV Perkasa Satu. Sang kakak mendukung Warda membuat usaha penerbitan menggunakan nama usahanya.
Tepat 11 Januari 2011, Warda mendirikan usaha penerbitan buku bernama CV Perkasa Satu yang berada di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Kerja keras Warda ternyata berbuah manis.
Langkah demi langkah ditapakinya, sehingga satu persatu order pencetakan buku diraihnya. Hingga saat ini sudah 170 buku dengan ISBN telah diterbitkan oleh CV Perkasa Satu.
Walaupun menggunakan nama CV Perkasa Satu, namun Warda membangun usaha penerbitannya dengan modal tabungannya sendiri.
“Alhamdulillah, hingga saat ini CV Perkasa Satu menjadi satu-satunya penerbitan buku di Banyuwangi yang sudah menjadi anggota Ikatan Penerbit Indonesia atau IKAPI serta berlisensi hukum karena terdaftar di KemenkumHAM sehingga bisa menerbitkan buku dengan ISBN termasuk mengurusi Hak Atas Kekayaan Intelektual atau HAKI,” ujar Warda.
Warda juga tak lupa akan janjinya. Usaha penerbitannya punya program terbit gratis bagi penulis pemula.
“Program ini merupakan program unggulan CV Perkasa Satu yang memberikan kesempatan kepada penulis pemula yang baru memasuki dunia kepenulisan untuk mendapatkan akses mudah menerbitkan bukunya. Dari 170 buku yang kami terbitkan, 150 buku adalah buku karya pertama penulis pemula. Silakan teman-teman penulis pemula jika ingin menerbitkan bukunya bisa melalui kami,” kata Warda.
Lantas, bagaimana cara membagi waktu antara mengurusi usaha dan kuliah? Ternyata, Warda mengandalkan kekompakan tim sebagai kuncinya.
Mengingat Warda ada di Jember, untuk menjalankan program dan proyek penerbitan buku maka koordinasi secara online jadi pilihannya. Namun, tentu saja mau tidak mau Warda tetap turun tangan langsung dalam proses penerbitan buku, seperti editing dan melayani konsultasi dengan penulis. Menurutnya yang penting cara membagi waktu agar kuliah dan usaha bisa berjalan bersama-sama.
Warda paham menjadi mahasiswa mempunyai banyak kesibukan. Kuliah, mengerjakan tugas, dan mengikuti beragam kegiatan kemahasiswaan.
Tetapi, semuanya tidak lantas menghalangi kreativitas. Tinggal mahasiswa mengatur waktu dan membuat prioritas.
Warda menilai mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus cumlaude, lalu mencari pekerjaan. Mahasiswa juga dituntut terampil dan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Jadi, lulus cumlaude harus, lantas bekerja, atau justru membuka lapangan pekerjaan. Kalau bisa tiga pulau terlampaui, kenapa harus satu?” tutur Warda.
| Baca juga: Tingkatkan Kesejahtreraan Petani Kawasan Raung-Ijen, Rektor Unej Resmikan Sekolah Kopi RAISA |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id