"Sebelum pandemi pun kita sebenarnya sudah ketinggalan itu, dari angka PISA kita dibandingkan dengan negara-negara lain, kita sudah ketinggalan di bidang numerasi literasi dan sains, kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita, dengan negara lain," ungkap dia dalam webinar Bangkit Bareng, Selasa, 28 September 2021.
Kini dengan adanya pandemi ini, menurut Nadiem potensi ketertinggalan Indonesia semakin nyata. Pandemi membuka dan memperbesar berbagai jenis ketimpangan.
Nadiem memaparkan, dalam kategori kemampuan membaca, sains, dan matematika, skor Indonesia tergolong rendah, karena berada di urutan ke-74 dari 79 negara yang dinilai. Pada kategori kemampuan membaca, Indonesia menempati peringkat ke enam dari bawah atau posisi ke-74 dengan skor rata-rata 371.
"Itu turun dari peringkat 64 pada tahun 2015," imbuhnya.
Baca juga: Nadiem Tak Ingin Sekolah yang Kesulitan Internet Dipaksakan PJJ
Lalu pada kategori matematika, Indonesia berada di peringkat ke-7 dari bawah atau posisi 73 dengan skor rata-rata 379. Sementara pada kategori kinerja sains, Indonesia berada di peringkat ke-9 dari bawah atau posisi 71, yakni dengan rata-rata skor 396.
Pandemi pun memperburuk kondisi daerah-daerah di mana tingkat sosial ekonomi itu masih rendah. Oleh karenanya, dia khawatir learning loss akan semakin melebar di Tanah Air.
"Kita melihat akses internet, akses gawai itu semuanya memperburuk ketimpangan tersebut," tutur Nadiem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News