Muzani menyampaikan, Hari Santri adalah peringatan dikeluarkannya fatwa jihad, atau yang lebih dikenal dengan resolusi jihad oleh Hadroti Syekh KH. Hasyim Asyari, pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang. Ini yang menjadi cikal bakal peristiwa heroik 10 November 1945.
"Yang menjadi tonggak sejarah utama dalam upaya mempertahankan Republik Indonesia yang baru merdeka beberapa bulan," kata Muzani dalam keterangannya, Kamis, 21 Oktober 2021.
Sekjen Partai Gerindra itu mengatakan, peristiwa ini penting diperingati karena kesiapsiagaan para santri dalam membela negara ternyata telah teruji oleh sejarah. Komando kiai menjadi penentu bagi arah perjuangan santri.
"Dan santri mentaati karena yakin bahwa fatwa jihad yang menjadi komando itu untuk kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara," ungkapnya.
Baca: NasDem Jatim Gelar Anugrah Pemenang Lomba Hari Santri Nasional 2021
Muzani mengaku ingin belajar dari loyalitas santri kepada kiai. Partainya juga ingin belajar bagaimana kepentingan dan kemaslahatan bangsa adalah segalanya, seperti yang sudah dicontohkan para kiai.
"Agar perjuangan kami tidak melenceng dari tujuan. Dan kami tidak salah dalam memahami aspirasi dan keinginan rakyat," ujar Muzani.
Menurut dia, tugas santri belum selesai. Santri harus mengisi Republik Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini dengan inovasi dan kreasi di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Muzani mengaku optimistis santri bisa dan mampu menghadapi hal itu. Kendati persaingan teknologi dan arus global begitu ketat. Muzani berharap agar negara memberi keberpihakan kepada hasil inovasi dan kreasi anak negeri termasuk santri.
Pimpinan Ponpes Zainul Hasan, KH. Hasan Mutawakkil mengatakan bahwa dirinya merasa optimistis karena Indonesia memiliki SDM yang begitu tangguh. Ponpes tidak akan pernah lelah mencetak kader-kader bangsa untuk mengisi pembangunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News