Seorang arsitek mesti menguasai perkembangan teknologi dan tren terkini. Pengembangan itu dapat dilakukan mulai dari pendidikan arsitek di perguruan tinggi.
Melansir laman uph.edu, arsitek ke depan harus memiliki keahlian menggunakan software untuk merancang sebuah bangunan. Di era ini, segala hal terkait desain mesti dilakukan dengan teknologi komputer.
Tidak hanya bicara bangunan atau visual, dunia arsitektur juga harus dilihat dari berbagai aspek. Seorang arsitek perlu memahami aspek material yang dibutuhkan, volume dan dimensi bangunan, memikirkan bagaimana bangunan yang dirancang memiliki ruang yang nyaman, dan banyak hal lainnya.
Rancangan bangunan yang kompleks ini tentunya dapat dibantu oleh teknologi. Berdasarkan gambaran tersebut, hal ini menandakan arsitek dan mahasiswa arsitektur zaman now wajib mengembangkan keterampilan dan menguasai berbagai perangkat teknologi.
Model pendidikan arsitektur kekinian telah diterapkan Prodi Arsitektur Universitas Pelita Harapan (UPH). Diharapkan mahasiswa bisa bersaing secara global di bidang arsitek.
Berikut 5 model pendidikan arsitektur berbasis teknologi:
1. Pendekatan komprehensif terhadap arsitektur
Program Arsitektur menyajikan kurikulum empat tahun yang intensif, menyeluruh, dan holistik mengenai struktur, bangunan, dan kota sebagai elemen-elemen yang saling terkait. Selain berfokus pada teknis gambar serta desain 2D dan 3D, mahasiswa juga dilatih mengembangkan keterampilan analisis kritis dan kuantitatif.2. Arsitektur eksploratif dan integratif
Arsitektur harus mengusung pendekatan eksploratif dan integratif. Dengan pendekatan ini, mahasiswa akan mendalami arsitektur melalui penelitian dan studio desain menggunakan teknologi mutakhir, serta berkolaborasi dengan perusahaan arsitektur selama studio tahun ketiga dan keempat mahasiswa.3. Metode pembelajaran sistematis
Mahasiswa mesti menjelajahi sisi humanis dari ilmu arsitektur melalui seni dan ilmu pengetahuan. Mahasiswa perlu dilatih keterampilan menulis, latihan gambar, desain visual 2D dan 3D, pengujian, pembuatan model, dan pemikiran teoritis.Pada paruh kedua program, mahasiswa mengeksplorasi disiplin ilmu arsitektur profesional dengan berfokus pada organisasi bangunan, sistem, dan kebutuhan ergonomis.
Mahasiswa perlu dilatih untuk mengembangkan keterampilan pemrograman dan desain, memahami operasi material dan tektonik. Mahasiswa juga perlu terlibat dalam desain komputasional, melakukan analisis kuantitatif bangunan, dan memahami dampak sosial dan lingkungan.
4. Dosen praktisi dan jejaring dengan arsitek profesional
Mahasiswa perlu mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari praktisi industri terkemuka melalui kegiatan perkuliahan di dalam dan luar kelas. Selain itu, mahasiswa juga perlu mendapatkan kesempatan membangun jejaring dengan komunitas arsitektur di dalam dan luar negeri.5. Fasilitas berkelas internasional
Arsitektur merupakan bidang keilmuan yang membutuhkan banyak pembelajaran praktik. Oleh karena itu, fasilitas yang mumpuni menjadi kunci dalam mendukung pembelajaran calon arsitek.Baca juga: Kalahkan 14 Negara, Indonesia Menang di Kompetisi Arsitektur di Vietnam |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News