Ilustrasi wudu. DOK Kemenag
Ilustrasi wudu. DOK Kemenag

Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya

Medcom • 28 Maret 2024 21:12
Jakarta: Pembersihan adalah langkah awal yang penting sebelum melakukan ibadah apa pun. Dalam Islam, dikenal istilah Thaharah yang merujuk pada kebersihan dan kesucian.
 
Ada tiga cara utama untuk mencapai thaharah yaitu wudu, mandi, dan tayamum. Yuk kita bahas soal thaharah mulai dari pengertian, macam-macam, dan tata caranya berikut:

Pengertian Thaharah

Mengutip laman Universitas Medan Area, thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti kebersihan dan kesucian. Dalam Islam, thaharah memiliki peran penting sebagai persiapan sebelum melaksanakan ibadah seperti salat, membaca Al-Qur'an, atau menyentuh mushaf.
 
Dengan mencapai thaharah, seorang Muslim dianggap mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Thaharah yang dimaksud biasa disebut dengan wudu.

Macam-macam Thaharah

1. Wudu: bersuci dengan air

Wudu adalah cara bersuci dengan menggunakan air dan terdiri dari langkah-langkah yang sudah ditentukan. Tujuan utama wudu adalah membersihkan bagian-bagian tubuh tertentu agar siap untuk beribadah. Langkah-langkah wudu di antaranya dengan membasuh wajah, tangan, kaki, mengusap kepala, dan membersihkan mulut hingga hidung.

Sebelum melaksanakan salat, hal yang harus dilaksanakan adalah wudu terlebih dahulu. Begitu juga sebelum menyentuh Al-Qur'an atau melaksanakan ibadah tertentu. Rasulullah SAW memberikan petunjuk secara rinci mengenai tata cara wudu agar menjadi suci secara fisik dan spiritual.

2. Mandi: bersuci dengan memandikan seluruh tubuh

Mandi dalam Islam disebut juga dengan istilah ghusl. Mandi di sini bukan hanya sekadar membersihkan diri, tetapi juga merupakan cara bersuci dari hadas besar atau keadaan yang mengharuskan mandi. Beberapa situasi yang memerlukan mandi antara lain setelah hubungan suami istri, setelah melahirkan, atau setelah meninggal dunia.
 
Mandi dilakukan sedemikian rupa sehingga seluruh tubuh terkena dengan air dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mandi juga merupakan persiapan khusus sebelum memulai ibadah tertentu atau sebelum tiba pada waktu atau tempat tertentu

3. Tayamum: bersuci dengan tanah

Tayamum adalah cara bersuci yang dilakukan ketika air tidak tersedia atau tidak dapat digunakan karena alasan tertentu seperti sakit atau kekurangan air. Tata cara tayamum adalah dengan menyentuh tanah atau debu yang bersih dengan tangan, lalu mengusapnya pada wajah dan tangan.
 
Tayamum dalam beberapa kasus dapat digunakan sebagai pengganti mencuci atau mandi. Hal ini menunjukkan kearifan agama Islam yang memahami keadaan umatnya dan memberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah meski dalam keadaan sulit.
 
Thaharah, yang melibatkan wudu, mandi, dan tayamum merupakan langkah penting dalam persiapan beribadah seorang Muslim. Dengan menjaga kebersihan fisik dan kesucian, umat Islam diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap ibadah yang mereka laksanakan. Semua cara bersuci ini mengajarkan nilai-nilai kebersihan, ketaatan, dan kesucian yang menjadi bagian integral dari kehidupan seorang Muslim.

Makna Thaharah

Penting bagi kita untuk memahami pengertian thahara, mengapa? Mengutip laman NU Online, kita perlu mengetahui thaharah karena bersama dengan thaharah, kesucian akan terus menjadi cerminan sempurna keimanan dan tentunya keabsahan salat kita. Dalam hadis riwayat Imam Muslim, dalam kitab Shahih Muslim, Kitab al-Thaharah, Bab Fadhl al-Wudhu’ (Bab Keutamaan Wudhu), disebutkan:
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Artinya: ”...Dari Abu Malik al-Asy’ari, ia berkata: ’Rasulullah saw bersabda: ’Bersuci itu bagian dari iman, ucapan Alhamdulillah memperberat timbangan (kebaikan), ucapan Subhanallah dan ucapan Alhamdulillah memenuhi ruangan antara langit dan bumi, salat adalah nur (cahaya), sedekah adalah burhan ”bukti nyata”, sabar adalah pelita dan Al-Qur’an adalah ”hujjah” argumen yang membela atau justru yang menuntutmu. Semua orang berusaha. Ia pertaruhkan (menjual) dirinya. Apakah ia akan membebaskan dirinya ataupun justru menghancurkannya’.” (HR Muslim, nomor 223).
 
Hadis ini begitu besar kedudukannya dan merupakan pokok atau sumber dari sumber-sumber keislaman (ashlun min ushul al-Islam). Di dalamnya disebutkan hal-hal penting sebagai pedoman Islam (muhimmat min qawa‘id al-Islam) bagi kaum muslimin di kehidupan dunia dan akhirat. (al-Nawawi, Shahih Muslim bi-Syarh al-Nawawi (Kairo: Dar al-Hadits, 2001, juz II, h. 102).  
 
Makna thaharah sebagaimana tersebut dalam hadis di atas, maknanya adalah wudu dan thaharah asal maknanya adalah al-nadhafah (kebersihan) dan al-nazahah (ketulusan, kesucian). Pengertian ini, misalnya dikemukakan Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Bathal al-Rakbî, dalam Syarh Gharib al-Muhadzdzab:
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Thaharah asal maknanya adalah al-nadhafah (kebersihan) dan al-nazahah (ketulusan, kesucian). (al-Syaikh al-Imam Abu Ishaq Ibrahim bin ‘Ali bin Yusuf al-Fairuzabadi, al-Muhadzdzab, Surabaya: Al-Hidayah, t.t., juz I, h. 3).    
 
Dikatakan bahwa thahara al-syai’u bi-al-fath wa-thahura bi-dhammi thahaaratun fiihimaa (kata thahara dan thahura, berarti thaharah, kebersihan dan kesucian). Dan firman Allah Taala sebagai berikut:
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Artinya: ”Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu menyucikan diri (dari perbuatan keji).” (QS al-Naml [27]: 56), yakni menyucikan diri dari kotoran-kotoran/ perbuatan keji. Ayat tersebut lengkapnya sebagai berikut
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
Artinya: ”Jawaban kaumnya tidak lain hanya dengan mengatakan, “Usirlah Luth dan pengikutnya dari negerimu! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu menyucikan diri (dari perbuatan keji)” (QS al-Naml [27]: 56).
 
Syekh Syihab al-Din al-Qulyubi (1069 H/1659 M) menjelaskan lebih rinci makna thaharah, tersebut dalam kitab Hâsyiyatâ al-Qulyubi wa-‘Amirah, berikut:  
 
 Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Artinya: ”Kata thaharah, dengan dibaca dhamah thaa’-nya (thuhaarah) adalah nama air yang digunakan untuk bersuci; dan dengan dibaca kasrah thaa’-nya (thihaarah) adalah nama sesuatu yang disandarkan pada air, berupa sidr (jenis tanaman berduri, lotus jujube -ing.) dan semisalnya (pen. maksudnya air sidr, air mawar, dst.). Dan dengan dibaca fathah thaa’-nya (thahaarah) itulah yang dikehendaki di sini menurut arti bahasa (lughawi, etimologi) adalah bersih dan murni dari kotoran-kotoran, baik yang tampak (hissiyyah), seperti najis-najis atau kotoran yang maknawi (ma‘nawiyyah), seperti berbagai aib: dendam, hasud (iri hati), zina, ghibah (gosip), namiimah (adu domba), dan semacamnya, maka thaharah hakikatnya mencakup arti keduanya (pen. bersih/suci dari kotoran fisik maupun maknawi), dan makna inilah yang dipandang sahih (benar) oleh imam al-Bulqini.
 
Menurut satu versi, thaharah adalah majaz (kiasan) dari suci dari kotoran yang tampak dan kotoran yang ma‘nawi/tidak tampak. Menurut satu versi lainnya, thaharah mencakup arti keduanya (suci dari kotoran zahir dan kotoran ma‘nawi).
 
Adapun kata al-khuluush tersebut merupakan tafsir (penjelasan) dari kata nadhaafah (bersih). Adapun thaharah dalam arti ‘urf (istilah) adalah hilangnya penghalang yang diakibatkan hadats dan kotoran (najis), hal itu dikatakan oleh al-Qadhi; atau sifat hukmiyah (secara hukum) yang memastikan, bagi sesuatu yang dilekati sifat itu, keabsahan salat dengan menggunakan sesuatu tersebut (kain) atau di dalam sesuatu itu (tempat), maupun baginya (orang yang telah thaharah), demikian dikatakan Ibnu ‘Irfah al-Maliki.
 
Isyarat kata yang pertama (bihi) untuk kain, pada yang kedua (fihi) untuk tempat, dan pada yang ketiga (lahu) untuk seseorang.” (al-Qulyubi dan ‘Amirah, Hasyiyata al-Qulyubi wa-‘Amîrah ‘ala Syarh al-Mahalli ‘ala Minhaj al-Thalibin, Semarang: Thaha Putera, t.t., juz II, h. 17).

Kebersihan/kesucian bagian dari iman

Syaikhul Islam Imam al-Nawawi (631-673 H/1233-1277 M), dalam Shahih Muslim bi-Syarh al-Nawawi (juz II, h. 102), menyebutkan perbedaan pendapat ulama tentang makna ”syathr al-iman”,  kebersihan/kesucian itu bagian keimanan, dalam hadis di atas. Makna berikut ini saling berdekatan dan saling melengkapi.   
 
Pertama, anna al-ajra fiihi yantahii tadh‘iifahu ilaa nishf-i ajri al-iimaan, pahala wudu berlipat hingga separuh pahala iman, keimanan hakiki mencakup kebersihan (kesucian) batin dan zahir, dan wudu menyucikan zahir. Seluruh pekerti atau pilar keimanan baik perkataan maupun perbuatan adalah untuk membersihkan dan menyucikan hati.
 
Thaharah dengan air adalah khusus menyucikan dan membersihkan badan (jasmani). Jadi, pilar keimanan ada dua, yaitu membersihkan (menyucikan) sesuatu yang dhahir (jasmani), dan membersihkan (menyucikan) sesuatu yang bathin (tidak tampak, rohani). Thaharah (wudhu) secara jelas membersihkan dan menyucikan sesuatu yang zahir, meski juga mengandung pembersihan (pensucian) yang batin. Ini sejalan dengan hadis:  
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Artinya: ”...Dari ‘Utsmân Bin ‘Affan r.a., ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ’Barangsiapa yang berwudu lantas membaguskan wudunya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan (dosa-dosa kecil) dari tubuhnya, bahkan keluar dari bawah ujung-ujung kukunya.” (HR Muslim, nomor 245)   
 
Kedua, bersuci itu sebagian iman, maksudnya iman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya (besar maupun kecil), demikian juga wudu (menghapuskan dosa-dosa kecil), di mana wudu tidaklah sah tanpa disertai keimanan, sehingga ketergantungan wudu pada keimanan itu dalam makna syathr (separuh iman).  
 
Ketiga, ulama menyatakan thaharah adalah syarat sahnya salat, sehingga thaharah itu laksana sebagian (syathr). Arti syathr (sebagian) tidaklah mesti separuh secara hakiki (nishfan haqiqiyyan).
 
Ini merupakan pendapat yang lebih dekat kepada kebenaran (aqrab al-aqawil) dan bisa jadi maknanya bahwa iman adalah pembenaran dengan hati dan kepatuhan dengan perbuatan zahir (anna al-iman tashdiq bi-al-qalb wa-al-inqiyaadu bi-al-dhaahir).
 
Keduanya merupakan dua bagian dari iman, sedangkan thaharah itu mencakup salat, yang salat itu merupakan kepatuhan dalam perbuatan zahir. Jadi, kata ”syatr al-iman” (sebagian iman) berarti sebagian (syarat) salat; iman dalam konteks ini artinya salat, syarat sahnya dengan wudu. Hal ini sejalan dengan ayat:  
 
Thaharah Adalah: Pengertian dan Macam-macamnya
 
Artinya: ”Dan tidaklah Allah menyia-nyiakan keimananmu” (QS al-Baqarah [2]: 143), yakni salatmu.
 
Pandangan bahwa thaharah (wudu) dapat menghapuskan dosa-dosa kecil itu sebagaimana dikemukakan Syekh Ibnu Hajar al-‘Asqalani (773-852 H/1371-1449 M), ahli hadis berkebangsaan Mesir yang lahir di Fustat, ibu kota Mesir pra-Kairo, wafat dan makamnya di Kairo.
 
Ibn Hajar al-‘Asqalani, dalam kitabnya Risalat fi al-Khishal al-Mukfirah li-al-Dzunûb al-Mutaqaddimah wa-al-Muta’akhkhirah, sebagaimana juga dikutip Muhammad ‘Abd al-Ra’uf al-Munawi (952-1031 H/1545-1621), juga berkebangsaan Mesir yang lahir dan wafat di Kairo, dalam kitabnya Faidh al-Qadir Syarh al-Jami‘ al-Shaghir, menyebutkan 16 pekerti (amalan, ibadah) yang dapat menghapuskan dosa terdahulu dan dosa kemudian (mâ taqaddama wa-maa ta’akhkhara), di antaranya adalah menyempurnakan wudu (isbaagh al-wudhuu’).
 
Itulah penjelasan soal thaharah. Semoga informasi ini bermanfaat yaa. (Zein Zahiratul Fauziyyah)
 
Baca juga: Tata Cara dan Niat Mandi Wajib atau Junub bagi Lelaki dan Wanita
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan