Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi. DOK YouTube BRIN
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi. DOK YouTube BRIN

DBD Penyakit Paling Mengancam di Indonesia, Melebihi HIV dan Malaria

Medcom • 27 November 2023 16:38
Jakarta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi, mengatakan demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia. Bahkan, kasusnya lebih tinggi ketimbang HIV/AIDS dan malaria.
 
“Beban DBD di Indonesia cukup besar dengan angka disability-adjusted life years (DALYs) lebih tinggi dari HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular tropis lainya,” ujar Imran dalam webinar Perkembangan Pengendalian Vektor Dengue di Indonesia: Tantangan dan Harapan dari tayangan YouTube BRIN Indonesia pada Senin, 27 November 2023.
 
Dia mengungkapkan terdapat 76.449 kasus DBD dengan 571 kematian sejak Januari hingga November 2023. Hal ini menurun dari 2022 terdapat 143.300 kasus dengan 1.236 kematian.

Salah satu yang tengah dilakukan untuk menekan kasus DBD adalah dengan nyamuk Wolbachia. Namun, anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus peneliti UGM, Adi Utarini, mengatakan teknologi nyamuk Wolbachia harus dikombinasikan dengan upaya pengendalian DBD lainnya, seperti pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
 
“Kebersihan harus tetap dijaga dan pemberantasan nyamuk harus tetap dilakukan,” kata dia.
 
Adi berharap pemerintah dan pemangku kepentingan bekerja sama mengatasi berbagai tantangan dalam menyosialisasikan inovasi teknologi nyamuk Wolbachia. Hal ini agar teknologi nyamuk Wolbachia bukan hanya sekadar uji coba terbatas.
 
“Teknologi nyamuk Wolbachia ini saya rasa dapat menjadi salah satu solusi efektif untuk mengendalikan DBD di Indonesia,” ujar Adi. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
 
Baca juga: Kemenkes Ungkap Tantangan Utama Teknologi Nyamuk Wolbachia

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan