Mahasiswa baru UGM, Love’s Nurani Hasan. DOK UGM
Mahasiswa baru UGM, Love’s Nurani Hasan. DOK UGM

Kisah Love’s, Anak Penjual Rempeyek Kuliah Gratis di FEB UGM Tanpa Tes

Renatha Swasty • 20 Juni 2024 14:53
Jakarta: Love’s Nurani Hasan, 19, tak bisa menyimpan kebahagiaannya. Sebab, dia lolos kuliah di Program Studi (prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
 
“Ini impianku sejak SMA untuk bisa kuliah di Akuntansi FEB UGM,” kata Love's dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 20 Juni 2024.
 
Kebahagiaan makin bertambah sebab Ia dinyatakan mendapat beasiswa uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen alias dibebaskan dari biaya pendidikan hingga lulus.

Alumni SMA Negeri 1 Probolinggo itu memiliki segudang prestasi. Tidak hanya akademik, namun juga prestasi non-akademik.
 
Terakhir, ia berhasil meraih Juara 2 National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days 2023. Hal ini pula yang menguatkannya memilih Prodi Akutansi FEB UGM.
 
Pilihan untuk selalu berprestasi menjadi tekad Love’s untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Terlebih, kondisi keluarganya bukan dari kalangan berada sehingga mendorongnya untuk giat belajar dan berprestasi.
 
“Sebenarnya keinginan kuliah sudah ada sejak SMP. Namun saat itu saya masih ragu mengingat keterbatasan ekonomi keluarga,” kenang dia.
 
Love’s merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Yuli Nur Hasan, 53, dan Eny Rosida, 52. Ia lahir dan besar di sebuah kota kecil di Kelurahan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
 
Hidup keluarga ini sebelumnya tergolong berkecukupan tetapi kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya pada 2017 mengubah semuanya. Akibat kecelakaan tersebut, sang ayah mengalami cedera permanen ditambah vonis dokter mengidap diabetes dan praktis membuatnya tidak bekerja lagi.
 
“Ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga. Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata Love’s.
 
Berjuang dalam keterbatasan, Love’s mengaku kondisi perekonomian keluarga menurun drastis. Bahkan, mau tak mau harus menjual aset yang dimiliki untuk bertahan hidu  dan sejak itu ia terlatih untuk hidup mandiri.
 
“Ya sebisanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri, bersyukur juga terkadang bisa bantu orang tua. Sejak SD saya berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesoris, dan kerudung,” ungkap dia.
 
Kegiatan berjualan sampingan ini Ia lakukan hingga di penghujung pendidikan di SMA 1 Probolinggo. Ia terpaksa berhenti berjualan karena memang sepi peminat.
 
Keinginanan Love's melanjutkan kuliah setelah tamat SMA sangat kuat. Bahkan, ia berusaha untuk selalu meyakinkan kedua orangtuanya akan berusaha mencukupi sendiri kebutuhan biaya kuliah.
 
“Akhirnya ya saya terbiasa berjuang dan akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi. Saya pun sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop,” ucap dia.
 
Antara belajar dan mencari rupiah, memaksa Love’s mampu menata waktu dengan baik. Tak heran, Ia konsisten berprestasi sejak duduk di Sekolah Dasar hingga duduk di SMA dengan menduduki peringkat terbaik di kelas.
 
Love’s bahkan menjadi peraih Nilai Rata-Rata UN Tertinggi Se-Kota Probolinggo di tingkat SD. Di bangku SMP, prestasi terbaiknya adalah dua tahun berturut-turut meraih Juara 1 Lomba Siswa Berprestasi Tingkat Kota Probolinggo tahun 2019 dan 2020.
 
Sederet prestasi lainnya, Ia pernah meraih Juara 3 Lomba Menulis Essay Tingkat Kota Probolinggo dan menerbitkan novel berjudul “Love Yourself” di 2019. Prestasi-prestasi itu terus ia torehkan hingga di bangku SMA, mulai dari Juara 1 Lomba Musik Islami Tingkat Kota dan Juara 3 OSN Ekonomi Tingkat Kota.
 
Ia juga pernah meraih Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 1 Olimpiade Akuntansi Tingkat Nasional Universitas Widyagama, Juara 1 OSN Ekonomi Tingkat Kota, Juara 1 Kompetisi Ekonomi Syariah Tingkat Kota, Juara 2 Juara National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days, dan Juara 3 Olimpiade Ekonomi Tingkat Nasional PRE Universitas Jember.
 
“Tentu saja setiap dapat hadiah dari lomba-lomba, saya selalu sisihkan untuk membeli kebutuhan rumah,” ucap dia.
 
Melihat rekam jejak prestasi, guru pamong di SMA Negeri 1 Kota Probolinggo turut mendorong Love’s melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Itu pula yang semakin menguatkan dirinya tidak takut mengejar mimpi.
 
Meski awalnya Love’s mengakui tidak ada keberanian mengungkapkan keinginannya untuk kuliah. Ia begitu khawatir akan bayangan orang tuanya soal biaya dan akan membebani kedua orang tuanya.
 
Ia akhirnya memberanikan berkonsultasi dengan Ketua Komite di sekolah untuk keinginannya bisa kuliah.
 
“Akhirnya saya berani beranikan mengungkapkan keinginan kuliah ke orang tua. Ternyata apa yang menjadi bayangan ketakutan hanyalah ketakutan semata, kenyataan kedua orang tua langsung memberikan dukungan penuh untuk melanjutkan kuliah,” ujar dia.
 
Love’s sangat bersyukur memiliki ibu yang selalu memotivasinya. Sosok ibu yang terus mendorongnya untuk terus menggapai mimpi.
 
“Ibu adalah sosok yang selalu memotivasi saya untuk tetap semangat di tengah banyaknya omongan-omongan yang meremehkan. Ada saja yang meremehkan mimpi saya, mereka bilang anak orang miskin mustahil untuk kuliah,” kenang dia.
 
Ada yang membekas dalam benak Love’s akan perjuangan yang dilakukan sang Ibu. Saat itu, ia akan berangkat mengikuti olimpiade dan kebetulan hujan turun cukup deras.
 
Kebetulan, keluarganya tidak memiliki jas hujan atau payung, bahkan uang untuk memesan ojek. Sang ibu menerjang hujan berlarian dari rumah satu tetangga ke tetangga lainnya untuk meminjam jas hujan.
 
Love’s telah membayar ucapannya. Sebelumnya, setiap muncul pertanyaan dari orang-orang sekitar akan kuliah di mana, ia dengan lantang dan penuh keyakinan menjawab kuliah di UGM.
 
Bukan asal menjawab, keyakinan itu ia iringi dengan belajar dan belajar, berprestasi dan berprestasi, serta berdoa.
 
“Bangga, terharu, sekaligus senang bercampur. Sulit bagi saya mengungkapkannya dengan kata-kata. Bahkan saya terkadang masih tidak percaya sudah sampai di titik ini," tutur dia.
 
Meski tidak mudah menjalani hidup dalam keterbatasan, Love’s meneguhkan pada siapa pun yang senasib dengannya untuk tidak pernah sekalipun berkecil hati. Harus mampu meyakini semua memiliki kesempatan yang sama untuk meraih mimpi.
 
“Jalani dengan usaha dan kerja yang lebih keras. Kita hanya perlu berusaha, melakukan yang terbaik, yakin pada mimpi kita, dan selalu berdoa serta berserah kepada Allah pasti akan selalu memberikan pertolongan. Jangan lekas menyerah karena kerikil-kerikil yang kita temui di jalan akan menjadi sangat indah saat kita berhasil mencapai tujuan," pesannya.
 
Sang ibu, Eny Rosida, mengaku sangat bangga dan bahagia Love’s bisa diterima kuliah di UGM dan tanpa dikenakan biaya. Ia merasa mendapat keajaiban dari yang semula hanyalah mimpi menjadi kenyataan.
 
Apa pun kondisinya, ia dan suami selalu mendukung penuh dan mengupayakan yang terbaik untuk pendidikan anaknya.
 
“Tidak peduli seberapa sulitnya, kami akan usahakan untuk mendukung putri kami menggapai cita-citanya. Kami berharap nantinya Love’s bisa sukses, mengangkat derajat keluarga, dan bermanfaat sekitar. Harapannya ia jadi perempuan hebat yang menginspirasi dan takut serta beriman kepada Allah,” kata Rosida.
 
Baca juga: 1 dari 5 Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi UGM Jalur SNBP Dapat Subsidi UKT 100%

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan