Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Sejumlah Universitas di AS Berencana Kembali Buka Aktivitas Perkuliahan

Intan Yunelia • 25 Juni 2020 15:56
Amerika: Sejumlah kampus di Amerika Serikat berencana kembali membuka perkuliahan di tengah pandemi virus korona (covid-19). Salah satunya, Michigan State University (MSU).
 
Rektor Michigan State University (MSU), Samuel Stanley mengakui covid-19 berpotensi menyebar jika mahasiswa kembali ke kampus pada musim gugur tahun ini. Namun, ia menjamin pembukaan perkuliahan dibarengi protokol kesehatan yang ketat, seperti wajib masker dan akses kampus menggunakan satu pintu.
 
Stanley mengatakan sebagian besar pegawai perguruan tinggi berpikir dua kali untuk memulai kembali berkantor. Namun, ia memastikan keselamatan mahasiswa dan seluruh unsur bakal diperhatikan.

"Satu hal yang akan menjadi sangat penting adalah kepercayaan pada siswa, staf pengajar dan staf kami dan kesediaan mereka untuk mematuhi sejumlah hal yang akan kami minta mereka lakukan di kampus,” kata Stanley di lansir dari usatoday.com, Kamis, 25 Juni 2020.
 
Stanlet mengatakan, kampusnya berencana membuka kembali perkuliahan pada musim gugur lantaran para mahasiswa mengalami kesulitan melakukan pembelajaran jarak jauh. Beberapa kekurangan sumber daya di rumah untuk menyelesaikan kursus online.
 
Sebagian perkuliahan di MSU disebut masih akan dilakukan secara daring. Utamanya, bagi mereka yang tidak bisa kembali ke kampus dengan memberikan kurikulum daring. Sisanya, digelar dengan kelas tatap muka.
 
Selain MSU, Black Florida A&M University (FAMU) juga bakal membuka perkuliahan dengan penerapan protokol kesehatan. FAMU akan membatasi jumlah mahasiswa di kelas. Selain itu, mewajibkan mahasiswa rajin mencuci tangan. Mahasiswa serta pegawai dan pengajar juga bakal rutin dites covid-19 setiap bulan.
 
University of Colorado-Boulder pun juga berencana membuka kelas bagi mahasiswa baru. Sedangkan, Boston University’s (BU) memberikan pilihan bagi mahasiswa mereka untuk kuliah di kampus atau secara daring untuk semester musim gugur mereka.
 
"Ini melindungi kesehatan dan keselamatan semua orang, mahasiswa dan fakultas, dan memberikan jenis fleksibilitas yang dibutuhkan siswa di masa-masa sulit ini," kata pejabat BU untuk urusan sarjana, Sue Kennedy.
 
Beberapa perguruan tinggi tak berani mengambil risiko membuka perkuliahan. California State University (CSU) misalnya, berencana menawarkan sebagian besar perkuliahan secara jrak jauh. Rektor CSU, Timothy White mengaku khawatir dengan membukanya aktivitas perkuliahan justru berkontribusi menyebarkan covid-19. 
 
"Kamu lebih mengetahui apakah itu baik untuk siswa dan untuk pengalaman belajar, atau lebih baik untuk memiliki ruang yang konsisten, ruang virtual," kata White.
 
Namun, program akademik yang bergantung pada peralatan khusus seperti kiln untuk bengkel keramik dan laboratorium untuk percobaan kimia, CSU berencana memberikan opsi. Sebanyak 23 persen pembelajaran bisa dilaksanakan dari mana saja, dan dua hingga 12 persen bisa belajar secara langsung.
 
White mengatakan dia yakin kuliah secara virtual akan lebih menarik di masa mendatang. Ia berharap siswa akan bertahan dengan itu alih-alih mengambil jeda satu tahun.
 
"Itu sebenarnya semacam pelatihan lapangan untuk tenaga kerja masa depan, karena ketika mereka lulus, peluang akan meningkat setiap hari bahwa mereka akan bekerja di ruang virtual di masa depan," ujar White.
 
University of California-Los Angeles berencana membuka sekitar 20 persen kelas. Syracuse University, berencana untuk melakukan kelas tatap muka bergantian selama musim gugur. 
 
Sebagian akan menghadiri kelas dalam satu hari, namun setengah lainnya mengikuti secara virtual. Para siswa akan bertukar tempat pada hari-hari alternatif.
 
Stanford University berencana untuk memulai semester musim gugur lebih awal dan memungkinkan hanya setengah dari mahasiswa program sarjana yang kembali ke kampus setiap kuartal. Stanford University akan mengakhiri masa tahun ajaran sebelum perayaanThanksgiving untuk menghindari timbulnya kembali virus corona pada akhir musim gugur. Pihak universitas ingin mengurangi kemungkinan siswa terpapar virus saat di rumah dan membawanya kembali ke kampus.
 
Baca: UTBK Gelombang Kedua Digelar di Sekolah-sekolah
 
Beberapa perguruan tinggi kecil bereksperimen dengan penjadwalan blok. Center College di Kentucky misalnya, berencana membagi masa akademik normal 13 minggu dan empat program menjadi dua blok dari dua program, masing-masing enam minggu ditambah dua hari. Dengan begitu, lebih sedikit kelas pada satu waktu.
 
Harvard University masih mempertimbangkan tiga opsi untuk perkuliahan program sarjana di semester musim gugur. Yaitu membatasi kepadatan di lingkungan kampus dengan sebagian besar mahasiswa program sarjana belajar di rumah. Sementara, mahasiswa yang tinggal di asrama siap menyambut kembali aktivitas perkuliahan. Pejabat Harvard berharap bisa menerbitkan keputusan perkuliahan pada Juli.
 
Universitas Alabama bakal menerapkan empat fase pembukaan kembali perkuliahan dengan upaya mitigasi covid-19. Siswa akan diuji covid-19 sebelum atau segera setelah kembali ke kampus, dan universitas sedang mempertimbangkan membatasi liburan dan jeda semester.
 
Data Chronicle of Higher Education, lebih dari 860 institusi perguruan tinggi berencana membuka kelas tatap muka. Sementara, hanya tujuh persen yang berencana masih menggelar kuliah online. Masih banyak perguruan tinggi lain belum membuat keputusan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan