International Literacy Association melakukan survei terhadap pendidik dari 65 negara termasuk Indonesia tentang membangun kemampuan literasi kritis di sekolah. Dari survei tersebut ditemukan fakta, guru meyakini dengan mengajarkan kemampuan literasi kritis menjadi cara paling utama untuk memperbaiki hasil literasi siswa didik dan menegakkan integritas akademik di sekolah.
Head of Business Pertnerships, South East Asia, Turnitin, Jack Brazel mengatakan, bahwa dalam survei tersebut guru juga meyakini, bahwa menentukan strategi instruksional efektif untuk pembaca yang mengalami kesulitan.
"Juga mengajarkan kemampuan literasi kritis dan bagaimana menganalisa sumber materi dan maksud tulisan adalah cara paling utama untuk memperbaiki hasil dari literasi peserta didik," kata Brazel dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa, 25 Agustus 2020.
Baca juga: Lima Persen Penduduk Indonesia Belum Melek Aksara
Menurut Brazel, literasi bukan hanya soal membaca dan menulis. Bagi siswa, untuk menunjukkan perkembangan akademik mereka juga perlu memperlihatkan pemahaman yang solid tentang informasi, keahlian pada topik dan kemampuan untuk berpikir kritis.
Banyak studi yang menunjukkan bahwa siswa di Indonesia kesulitan untuk memahami bacaan dan memproses informasi tertulis. Efeknya terlihat pada banyaknya anak muda yang membagi informasi di media sosial tanpa memproses atau memverifikasinya.
"Ini adalah sebuah praktik yang mengakibatkan tersebarnya informasi hoaks di sebuah negara yang tingkat penggunaan internetnya sangat tinggi," terang dia.
Baca juga: Lomba Membaca Buku Berhadiah Rp60 Juta, Ikutan Yuk
Siswa yang belajar memahami bacaan mereka dan meningkatkan kemampuan literasi kritis di sekolah memiliki dasar yang lebih kuat untuk menegakkan integritas akademik dalam pekerjaan mereka di masa depan. Selain itu, siswa juga akan menjadi warga dengan kemampuan untuk mengevaluasi keandalan suatu sumber berita.
"Siswa perlu mengenali apakah sumber dapat diandalkan dan memeriksa kembali karya mereka sebelum diserahkan untuk memastikan tercapainya integritas riset akademik," katanya.
Untuk bisa mencapai tingkat akademik integritas seperti ini diperlukan komitmen bersama antara pendidik dan siswa untuk saling jujur, adil, saling menghormati, bertanggung jawab, dan berani. "Pendidik juga perlu memperhatikan pentingnya melakukan cek terhadap karya mereka untuk menciptakan budaya integritas akademik di dalam kelas," terang Brazel.
Pertama adalah melakukan cek fakta terhadap sumber yang dikutip dalam riset dengan menemukan sumber terpercaya yang tidak sepaham dengan opini yang tertulis dalam riset. Meskipun kutipan itu benar, tetap penting untuk melakukan cek fakta untuk menemukan sumber lain yang lemah dan menangkap informasi yang tidak pasti atau hoaks.
Prosesor word standar dan teknologi lain, kata Brazel, memang dapat memeriksa kesalahan pada tulisan. Namun alat itu bukan pengganti analisa manusia dan tidak memiliki mata yang dapat menemukan kesalahan.
"Siswa juga perlu belajar memahami kejelasan dari karya tulis mereka agar ide tersampaikan dengan sesederhana mungkin," ujar Brazel.
Semakin jelas mereka mempresentasikan informasi, semakin rendah kemungkinan orang salah menanggapinya. "Sangatlah penting untuk mengajarkan siswa memeriksa apakah karya tulis merupakan hasil plagiat dan memastikan informasi bukan menyontek dari sumber, sebelum tugas diserahkan," imbuhnya.
Banyak cara untuk melakukan ini, termasuk teknik ‘cleanroom writing’ yang mengajarkan siswa untuk memisahkan proses penulisan mereka dari bacaan karya orang lain. Hal ini juga membantu siswa agar 100 persen yakin bahwa kutipan sumber yang mereka tulis dengan seksama itu juga bukan hasil menyontek.
Ia mengatakan, penting untuk mengajarkan kepada siswa tahap-tahap sederhana untuk memeriksa karya tulis mereka sebelum dikumpulkan. Meskipun itu merupakan jalan panjang menegakkan integritas akademik di sekolah.
Untuk memperbaiki literasi kritis di Indonesia, siswa juga perlu membangun dasar yang akan membantu mereka untuk menganalisa sumber daring dan informasi berita dengan yakin. "Perpaduan tools teknologi yang tepat dapat membantu pendidik dan siswa untuk memastikan adanya integritas akademik di sekolah dan memfasilitasi pemahaman bacaan diantara siswa dengan lebih baik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News