"Memang belum ada keputusan karena tantangan terbesar adalah dari kapasitas produksi. Kita baru bisa support di satu daerah di satu kabupaten saja sementara untuk nasional masih belum ada keputusan," beber Nuha dalam diskusi dengan media di Kantor BRIN, Rabu, 9 Oktober 2024.
Susu ikan sebenarnya adalah hidrolisat protein ikan (HPI) yang dapat larut dalam air. Susu ikan merupakan produk hasil pengembangan melalui proses hidrolisis enzimatis yang memecah protein ikan menjadi protein pendek atau peptida serta asam amino bebas, kemudian diformulasikan sehingga menyerupai susu.
Nuha menyebut selama ini pihaknya baru bisa memproduksi sekitar 3,7 juta botol per bulan. Pihaknya menjalankan bisnis bekerja sama dengan marketplace atau dijual aring.
"Kapasitas di Indramayu sekitar 30 ton per bulan, itu coba hitung itu baru bisa cakup 1 kabupaten saja, kalo nasional butuh pusat produksi baru. Kami ini jadi diskusi juga tantangan terbesar kapasitas produksi. Jadi kapasitas kami baru setara 3,7 juta botol per bulan untuk satu kabupaten saja," ujar dia.
Sementara itu, peneliti dari Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ekowati Chasanah, menjelaskan proses pembuatan susu ikan melibatkan bioteknologi. Caranya, mamasukkan enzim untuk memecah protein ikan dan produk akhirnya diformulasikan dengan perasa dan bahan lain agar lebih sesuai dengan selera masyarakat.
“Hidrolisat ikan tidak hanya mempertahankan nilai gizi ikan, tetapi juga meningkatkan penyerapan nutrisi ikan di dalam usus,” kata Ekowati.
Ekowati menyebut terdapat sejumlah tantangan dalam memproduksi susu ikan di Indonesia, salah satunya diperlukan enzim protease. Sayangnya, enzim protease produksinya masih sangat minim di Indonesia sehingga dapat menjadi hambatan dalam memproduksi susu ikan.
"Meskipun penggunaannya sedikit, ketergantungan pada produk impor masih menjadi tantangan dalam produksi susu ikan dalam negeri," kata dia.
Ekowati menyampaikan saat ini pihaknya sedang berupaya mendapatkan pendanaan melalui skema rumah program BRIN untuk pengembangan enzim lokal yang sesuai untuk produksi susu ikan. Dengan diproduksinya enzim untuk susu ikan, total produksi susu ikan dapat diproduksi mandiri.
"Karena dengan begitu sepenuhnya dari bahan dalam negeri, dengan harapan lebih efisien dan mandiri," tutur dia.
Baca juga: Produksi Susu Ikan untuk Program Makan Bergizi Gratis, Peneliti BRIN: Masih Ketergantungan Produk Impor |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News