"Tema besarnya adalah pengalaman, pengalaman terhadap menyikapi Jakarta," ungkap Anindyo dalam Pameran Pengajar FSRD IKJ 2024 "Experience" di Galeri Salihara, Jakarta, Jumat, 20 September 2024.
"Perkembangan teknologi dan pembangunan kota Jakarta yang canggih dan modern ternyata belum bisa menghapus suasana kumuh dan terbelakang yang masih bertahan di beberapa sudut kota," imbuhnya.
Anindyo menekankan pentingnya melihat realitas Jakarta secara utuh. Terutama di antara kecanggihan dan kemajuan lainnya, namun tetap masih ada kekumuhan dan kemiskinan di Jakarta yang tidak boleh diabaikan.
"Salah satu ciri dari seni rupa IKJ adalah urban ini urban banget dan urban dari segala permasalahannya. Di antara semua itu tetap menyatu gitu loh, kita enggak bisa lihat bagusnya saja, yang jeleknya terus nempel begitu loh. Jadi kayak sebuah paradoks di situ ya gitu," terangnya.
Lukisan tersebut, kata Anindyo, menggambarkan Jakarta sebagai kota yang kontras, di mana kemajuan dan kemiskinan hidup berdampingan. Anindyo yang juga seorang seniman itu melukiskan realitas ini dengan teknik bolpoin, sebuah media sederhana yang mampu menyampaikan pesan yang kuat.
"Teknik yang dipakai adalah teknik bolpoin di atas kertas. Waktu pengerjaan karya ini sendiri selama 5 hari ya. Saya kebetulan kan Dekan di sini gitu. Iya juga berkarya dong ya kan," ujar dia.
Karya Anindyo, ini menjadi bukti bahwa seni rupa IKJ tidak hanya berkutat pada estetika, tetapi juga mampu merefleksikan realitas sosial yang kompleks. Melalui goresan bolpoin, Anindyo Widito mengajak kita untuk merenungkan paradoks Jakarta, sebuah kota yang terus berkembang, namun masih menyimpan banyak permasalahan. (Al Vici Putra Prasetya)
Baca juga: FSRD IKJ Gelar Pameran 'Bebas Bersyarat' di Taman Ismail Marzuki |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News