Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, yang juga Kepala Badan Industri Mineral. DOK Kemendiktisaintek
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, yang juga Kepala Badan Industri Mineral. DOK Kemendiktisaintek

Mendiktisaintek Ditunjuk Pimpin Badan Industri Mineral, Intip Profil dan Risetnya

Ilham Pratama Putra • 26 Agustus 2025 10:59
Jakarta: Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melantik Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dilantik sebagai Kepala Badan Industri Mineral. Pengangkatan ini berdasarkan  Keputusan Presiden RI Nomor 77/P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral. 
 
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkap alasan penunjukan Brian sebagai Kepala Badan Industri Mineral. Badan baru tersebut membutuhkan upaya riset mendalam dalam mengelola mineral.
 
"Pertimbangan kunci kita menunjuk beliau, supaya pada saat nanti, misalnya dalam tataran teknis, itu bekerja sama dengan lembaga-lembaga riset," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 25 Agustus 2025.

Pras, sapaan akrabnya, mengatakan dibutuhkan peran perguruan tinggi dalam mengawal jalannya Badan Industri Mineral. Sehingga, keberadaan Brian akan membantu badan tersebut bekerja secara optimal.
 
"Maka itu justru akan mempermudah kerja badan ini," beber Pras.
 
Pras menegaskan Brian harus mampu menjaga sumber mineral dalam negeri yang berlimpah. Pemerintah tak mau ada sumber mineral dalam negeri yang mengalir ke luar negeri.
 
"Paling urgen harus dikerjakan adalah melindungi. Melindungi mineral-mineral strategis kita supaya tidak ke mana-mana. Kemudian mengidentifikasi seluruh mineral-mineral strategis yang kita miliki," kata Pras.
 
Brian sempat menjadi dosen dan peneliti di bidang Teknik Fisika dari Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung (ITB). Kiprahnya di dunia akademik dan riset berfokus pada pengembangan nanomaterial untuk aplikasi sensor dan energi.
 
Yuk intip profil Brian lebih dalam beserta riset-risetnya!

Profil Brian Yuliarto

Melansir laman fti.itb.ac.id, Brian Yuliarto merupakan Guru Besar Teknologi Industri di ITB. Sebelum menjadi menteri, Brian sempat mengajar sebagai dosen dan pernah menjadi Dekan Fakultas Teknologi Industri. Berikut riwayat pendidikan Brian Yuliarto:

Riwayat pendidikan

  1. S1 ITB (1999)
  2. S2 University of Tokyo, Jepang (2022)
  3. S3  University of Tokyo, Jepang (2005)
 
Baca juga: Rangkap Jabatan, Mendiktisaintek Brian Yuliarto Jamin Profesional 

Penelitian yang ia geluti bertujuan meningkatkan kemampuan sensor, yang diharapkan mampu memberikan performa lebih tinggi dalam mendeteksi berbagai molekul target secara cepat dan akurat.
 
Beberapa terobosan yang telah dihasilkan oleh Brian bersama timnya mencakup pengembangan sensor untuk gas berbahaya, polutan, dan kebutuhan diagnosis penyakit seperti demam berdarah, hepatitis, kanker, serta berbagai bakteri patogen yang mengancam kesehatan manusia. Dengan rekayasa nanoporosa yang dia kembangkan, sensor yang dihasilkan mampu menangkap lebih banyak molekul target, menjadikannya lebih sensitif dan berperforma tinggi.
 
Kolaborasi riset yang dijalin Brian tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga dengan para peneliti internasional. Saat ini, ia telah menerbitkan 329 artikel ilmiah yang tercatat dalam indeks Scopus dan telah disitasi sebanyak 5,618 kali, dengan h-indeks 38.
 
Karya-karyanya yang inovatif juga telah mendapatkan pengakuan berupa beberapa paten, sebagai bentuk perlindungan intelektual untuk hasil riset yang dapat dikembangkan menjadi produk industri.
 
Salah satu fokus Brian adalah menciptakan kemandirian teknologi di bidang biosensor untuk kebutuhan medis. Beberapa kerja sama dengan industri telah dijalin untuk mengembangkan alat diagnostik penyakit.
 
Sehingga, Indonesia diharapkan tidak hanya mandiri dalam teknologi biosensor tetapi juga dapat berkontribusi pada penguasaan teknologi kesehatan global.

Membangun laboratorium kelas dunia

Dedikasi Brian terhadap dunia riset juga diwujudkan dengan upayanya membangun laboratorium berstandar internasional di ITB. Bersama para dosen dan peneliti dari ITB, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta beberapa kampus lain di Indonesia, Brian berhasil menciptakan lingkungan riset yang menarik banyak mahasiswa pascasarjana untuk turut bergabung dalam penelitian.
 
Kolaborasinya dengan para ilmuwan dunia turut meningkatkan daya saing laboratorium tersebut sehingga kini sejajar dengan laboratorium top dunia lainnya. Pada 2024, Brian mendapatkan penghargaan bergengsi Habibie Prize dalam kategori Ilmu Rekayasa.  

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan