Pengukuhan kedua guru besar tersebut sekaligus menggenapi PENS yang kini memiliki enam guru besar. Direktur PENS, Aliridho Barakbah mengatakan, sebagai institusi pendidikan tinggi, saat ini PENS terus berbenah dalam berbagai aspek, termasuk dalam hal penyiapan guru besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, PENS terus berupaya untuk menambah jumlah guru besar. “Saya masih ingat di tahun 2021 saya mengumpulkan ada sekitar 25 calon guru besar di PENS saat itu. Salah satunya adalah beliau berdua, Prof. Titon dan Prof. Amang yang hari ini dikukuhkan," kata Aliridho dilansir dari laman Ditjen Vokasi, Kamis, 27 Juli 2023.
Menurut Aliridho, PENS terus membangun optimisme untuk bisa memberikan yang terbaik dengan membuka akses maksimal bagi para dosen dalam rangka peningkatan jenjang karier, bahkan sampai ke guru besar. Lebih lanjut, Aliridho menyampaikan, prosesi pengukuhan ini sebagai bukti bahwa PENS terus berupaya melakukan pembenahan tersebut.
PENS menurutnya membentuk tim guru besar yang melibatkan dosen dan tenaga kependidikan untuk membantu percepatan guru besar. “PENS akan terus meningkatkan pengembangan sumber daya manusia, sebagai tenaga pendidik profesional yang menghantarkan PENS sebagai kampus inovasi terbaik di Indonesia, serta peringkat pertama di Asia Tenggara untuk bidang teknik,” kata Aliridho.
Menurut Aliridho, capaian demi capaian yang diraih PENS selama ini tak lain merupakan akumulasi perjuangan, etos kerja, profesionalisme, dan loyalitas dari para pendiri dan generasi awal kampus ini yang secara terus menerus dijaga dan dilanjutkan oleh generasi berikutnya dan seterusnya. “Satu dengan yang lainnya saling mendukung, saling mengisi, saling memperkuat, dan memberikan yang terbaik untuk institusi kita,” lanjut Aliridho.
Sementara itu, dalam pidato pengukuhannya, Amang membahas mengenai isu tentang perlindungan data pribadi yang akan selalu menjadi topik menarik di era digital. Amang menjelaskan tentang bagaimana sistem autentikasi bekerja.
Menurutnya, sistem autentikasi anonim dapat digunakan untuk melindungi privasi user ketika mengakses layanan. Titon Dutono dalam pidatonya menjelaskan, saat ini banyak teori-teori yang tidak mampu disampaikan secara visual oleh pengajar, baik guru maupun dosen.
“Text book bisa dimengerti. Namun, bagaimana kemudian hal itu diimplementasi menjadi sulit. Karena itu akan menjadi salah satu tugas saya nanti jika masih diberikan usia di sini, saya akan membuat modul-modul praktikum problem based learning yang bertujuan agar lebih gampang dimengerti meski secara keilmuannya itu sulit,” terang Titon.
Kedua guru besar yang baru dikukuhkan tersebut berharap, pasca-pengukuhan ini, akan makin banyak lagi dosen-dosen PENS yang menjadi guru besar. Guru besar ini bukan karena obsesi pribadi, tetapi lebih karena alasan untuk peningkatan kualitas pendidikan di PENS.
“Politeknik ini nilainya akan menjadi lebih tinggi jika banyak guru besarnya. Jadi, harapannya rekan-rekan dosen lainnya bisa mengikuti jejak kami,” ujar Titon.
Baca juga: Inovasi Keren dari PENS, Alat Pemeriksa Jantung Portable |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News