Dengan cara seperti itulah, kelelawar dapat mengetahui keberadaan mangsanya. Itu sebagai gambaran, bahawa kelelawar merupakan salah satu binatang yang menggunakan sistem sonar.
Tidak hanya kelelawar, ternyata lumba-lumba yang hidup di perairan dalam yang kurang pencahayaan juga tidak mengandalkan mata untuk mencari makanan. Jadi, keduanya adalah contoh hewan yang menggunakan sistem sonar. Lalu apa sih sistem sonar itu? kita simak artikel berikut yang dilansir dari laman sumber.belajar.kemdikbud.go.id ini, yuk!
Pengertian Sistem Sonar
Sistem sonar adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda.Bagaimana Cara Kerja Sistem Sonar?
Mari kita ambil contoh cara kerja sistem sonar pada kelelawar. Kelelawar biasanya banyak ditemui di gua yang sangat gelap. Namun uniknya, kelelawar tidak pernah 'nabrak' tembok maupun dinding gua meskipun terbang dalam keadaan di sekitarnya gelap. Ini karena untuk dapat terbang dengan arah yang benar, kelelawar menggunakan sistem sonar.Kelelawar juga jago banget terbamg di tempat-tempat yang terpencil dan sempit, namun lagi-lagi, ia selalu mampu berbelok atau bahkan bermanuver dengan kecepatan sangat tinggi. Hebat ya?
Kelelawar mengeluarkan bunyi frekuensi yang tinggi (bunyi ultrasonik) sebanyak mungkin. Kemudian ia mendengarkan bunyi pantul tersebut dengan pendengarannya yang tajam. Dengan cara itu, Kelelawar dapat mengetahui benda - benda yang ada disekitarnya, sehingga kelelawar dapat terbang pada saat keadaan gelap tanpa menabrak benda - benda disekitarnya.
1. Sistem Sonar pada Kelelawar
Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi di atas 20.000 Hz lho. Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang.Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi.
Bagaimana Kelelawar Menentukan Lokasi?
Ekolokasi atau disebut juga biosonar adalah sonar biologi yang digunakan oleh beberapa jenis binatang. Binatang yang memiliki kemampuan ekolokasi mengeluarkan bunyi dan mendengarkan pantulan bunyi tersebut yang dipantulkan oleh objek-objek yang ada di sekitarnya.Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut, binatang itu bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Ekolokasi digunakan binatang sebagai alat navigasi untuk berkelana atau berburu.
Mekanisme ekolokasi yang dilakukan kelelawar yaitu dengan mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat ia terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda atau binatang lain yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh kelelawar.
2. Sistem Sonar pada Lumba-Lumba
Nah tadi Sobat Medcom telah mempelajari sistem sonar pada kelelawar kan? Kini saatnya mengetahui bagaimana sistem sonar pada lumba-lumba.Lumba-lumba memiliki habitat asal di lautan lepas. Mungkin sebagian dari kita pernah melihat lumba-lumba yang muncul di permukaan air laut.
Namun sebenarnya, sebagian besar waktu mereka dihabiskan di kedalaman lautan yang cukup gelap. Meski di kedalaman lautan, lumba-lumba mempunyai sistem sonar yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan. Sistem inilah yang berguna untuk mengindera benda-benda di lautan, mencari makan, dan berkomunikasi.
Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara.
Dengan mengalirkan udara melalui kantung-kantung ini, lumba-lumba menghasilkan bunyi dengan frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang dihasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan.
Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus-putus. Gelombang bunyi lumba-lumba segera memantul kembali bila membentur suatu benda.
Pantulan gelombang bunyi tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut “jendela akustik”. Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan.
Pantulan bunyi dari sekelilingnya memberi informasi rinci tentang jarak benda-benda dari mereka, ukuran dan pergerakannya. Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi mangsanya.
Oiya, Sobat Medcom, umba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km. Lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya, so sweet ya!
Inilah sistem sonar sempurna yang dengannya lumba-lumba memindai dasar laut layaknya alat pemindai elektronik. Semoga setelah menyimak artikel di atas, Sobat Medcom tidak bingung lagi ya dengan pengertian dan cara kerja sistem sonar.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id?
| Baca juga: Apa Itu Global Warming? Ini Pengertian hingga Cara Mencegahnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News