Sebab, pada saat pandemi, anak melakukan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ), sehingga peran guru dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak menjadi lebih menantang.
"Yang kehilangan itu koneksi batin antara guru dan siswa. Dahulu, kalau kita lihat dalam waktu sehari di sekolah bisa lima hingga enam jam. Tapi saat ini boleh dikatakan hampir seharian ada di rumah," ujar Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hendarman, pada program Newsmaker Medcom.id.
Meskipun demikian, situasi pandemi ini tidak membuat guru menyerah begitu saja. Hal ini menjadi tantangan bagi para guru, sehingga mendorong mereka mengembangkan model pembelajaran.
Dalam hal ini, Kemendikbud telah membantu para guru mengembangkan model pembelajaran untuk pendidikan karakter anak. Kemendikbud telah menyiapkan berbagai konten yang tersedia dalam situs cerdasberkarakter.kemendikbud.go.id. Konten disediakan dengan beragam pilihan menarik, seperti infografis, motiongrafis, video, dan lagu.
"Materi tersebut bisa diunduh oleh para guru, sehingga mereka bisa mencoba berbicara kepada anak satu arah," ujarnya.
Cara ini diharapkan dapat membantu menjaga kondisi psikologis anak agar mereka tidak mudah jenuh. Terlebih, anak-anak sekarang lebih menyukai pendekatan berbasis teknologi.
"Anak-anak sekarang lebih suka cara belajar dengan apa yang mereka lihat. Misalnya, motion grafis dan film animasi yang kami gunakan dan disosialisasikan oleh para guru," kata Hendarman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id