“Enggak selamanya harus dia (rektor asing) tapi project based. Mungkin rektor Indonesia tapi dia punya full akses kepada informasi atau pengetahuan di seluruh dunia atau the best practices lah yang mau kita ambil supaya Indonesia itu bisa lebih maju,” kata Gerald saat Konferensi Pers ‘The 5th Congress of Indonesian Diaspora, di Mayadana Tower I, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 5 Agustus 2019.
Ia mengakui, keberadaan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahun secara global serta mengetahui isu-isu terkait dunia luar itu sangat penting untuk mengembangkan pendidikan tinggi di Indonesia. “Sehingga praktikal-praktikal yang konservatif dan tradisional. Mungkin dengan best praktis yang ada di Amerika, Taiwan, Jepang seperti ini bisa menjadi bahan referensi yang baik untuk pemerintah untuk mengambil policy yang baik untuk mengembangkan SDM,” ujarnya.
Baca: Diaspora Bantu Kemajuan Pembangunan Indonesia
Tapi Indonesia juga tak harus menutup mata, untuk mendapatkan rektor dan dosen asing yang kompeten yang datang dari luar negeri. Di era teknologi informasi yang serba canggih ini memang setiap sumber daya manusia harus saling berkompetisi sama lainnya.
“It’s a good idea karena hari ini teknologi berkembang begitu cepat. Kita melihat beberapa negara di dunia seperti Singapura, Rumah Sakit Mount Elizabeth CEO-nya bukan dokter tapi orang-orang profesional begitu juga universitas di Singapura,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News