Prestasi ini dicapai dengan tidak mudah. Berbagai tahap telah dilewati oleh Gavriel hingga bisa mendapatkan prestasi gemilang ini. Bahkan, dia mesti berlatih selama sembilan bulan dengan ketekunan dan fokus yang tinggi.
"Bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak pengalaman yang saya jadikan pelajaran. Saya bangga menjadi salah satu bagian dari delegasi Indonesia yang berkompetisi kemarin. Pengalaman ini menjadi pengalaman berharga yang tidak akan pernah saya lupakan,” ungkap Gavriel dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Kamis, 10 Agustus 2023.
World Skill ASEAN Competition bukan ajang pertama yang diikuti Gavriel. Dia sudah pernah mengikuti ajang seperti, lomba kompetensi siswa (LKS), seleksi nasional calon kompetitor ASC, bina sarana skills competition, dan kompetisi lainnya.
“Saya mengikuti seleksi daerah pada 2019. Pada seleksi tersebut saya gagal untuk masuk ke peringkat tiga besar. Mulai dari sanalah saya semakin terpacu untuk mengikuti kompetisi-kompetisi lainnya,” beber dia.
Pada 2022, Gavriel mengikuti seleksi nasional calon kompetitor ASC dan berhasil lolos untuk mewakili Indonesia. Setelah lolos, Gavriel mulai melakukan persiapan bersama tim.
“Sebelum lomba dilaksanakan ada proses familiarisasi yang saya lakukan pada H-2 sampai H-1 lomba untuk memastikan alat perlombaan, seperti PC, keyboard, mouse, dan lainnya berfungsi dengan baik," ungkap dia.
Setelah proses persiapan matang, tibalah Gavriel harus beradu kompetensi dengan peserta lainnya. Bahkan, dia harus melawan berbagai kompetitor dari bangsa lain yang pastinya memiliki kualitas kompetensi yang tinggi pula.
Selama tiga hari, Gavriel sangat fokus mengerjakan sesuai dengan materi yang dibagikan. “Pada saat penutupan kompetisi ternyata nama saya dipanggil sebagai peraih medali emas setelah berkompetisi melawan kompetitor dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina,” beber Gavriel.
Gavriel sendiri tertarik pada bidang IT terutama dalam hal pengembangan perangkat lunak. Dia memutuskan melanjutkan pendidikan di SMK Kristen Immanuel Pontianak dengan mengambil Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.
Dia tak mau berpuas diri setelah sukses mendapatkan medali emas di tingkat ASEAN. Setelah ini, Gavriel akan mempersiapkan diri untuk mengikuti World Skills di tingkat Asia.
Sementara itu, Kepala SMK Kristen Immanuel Pontianak, Sunardi, memastikan sekolah memberikan dukungan penuh kepada setiap siswanya, termasuk Gavriel. Pihaknya berupaya memberikan apa pun untuk bisa membantu meningkatkan kompetensi siswa.
Mulai dari menyediakan ruang latihan, memberikan suplemen kesehatan, hingga mentor untuk membimbing siswa ketika latihan. "Kami senang kalau siswa dari sekolah ini bisa keluar dari zona nyamannya, terlebih lagi jika yang mereka berikan bisa membawa nama harum sekolah, bangsa, dan negara Indonesia,” ucap Sunardi.
Baca juga: Bangga! 6 Tim Padus Indonesia Borong Penghargaan di 5th Tokyo International Choir Competition |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News