Seleksi penelitian terbaik ini menjadi bagian dari The 2nd Biannual Conference on Research Result Tahun 2022 (BCRR 2) yang puncaknya akan diselenggarakan di IAIN Sultan Amai Gorontalo pada 25-27 November 2022.
“Sudah disiapkan hadiah dengan total mencapai Rp300 juta,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani, dikutip dari laman kemenag.go.id, Kamis, 20 Oktober 2022.
Dhani menuturkan BCRR merupakan salah satu cara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melakukan akuntabilitas akademik dan publik atas temuan-temuan dan kontribusi riset di lingkungan PTKI kepada masyarakat luas. Dia menyebut dunia akademisi perguruan tinggi harus mampu mempertanggungjawabkan temuan dan kontribusinya kepada masayarakat, baik yang didasarkan atas anggaran negara yang diterima maupun penyelesaian studi yang telah dilakukan.
"Untuk itu, semua PTKIN dan Kopertais diminta untuk ikut serta dalam event BCRR yang sangat penting dan strategis ini," kata guru besar UIN Sunan Gunung Djati, Bandung itu.
Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo, Zulkarnain Suleman, mengaku bangga dipercaya sebagai tuan rumah BCRR. IAIN Gorontalo siap melakukan upaya terbaik untuk menyukseskan event dua tahunan ini.
"Sebuah kehormatan bagi kami, IAIN Gorontalo, dipercaya sebagai tuan rumah. Saat ini, kesiapan acara sudah mencapai 90 persen, IAIN Gorontalo terus berbenah demi kesuksesan acara ini," dia.
Plt Direktur Diktis, Syafi’i, menyatakan event BCRR akan mengompetisikan seluruh penelitian terbaik yang berasal dari PTKI. Semua PTKIN dan Kopertais yang membawahi PTKIS diberi kesempatan menyampaikan penelitian terbaik, baik berbentuk riset yang dibiayai dari BOPTN Penelitian atau PNBP bagi PTKIN yang BLU, maupun riset penyelesaian studi berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
"Riset adalah substansi dari perguruan tinggi keagamaan Islam. Melalui riset, produktivitas perguruan tinggi akan teruji dan melalui riset pula seorang akademisi akan menunjukkan kapabilitas terbaiknya. Dan bagi PTKI, produktivitas riset ini sangat tinggi," ujar Syafi’i yang juga menjabat sebagai Kapusdiklat Tenaga Administrasi Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
Koordinator Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Suwendi, menyatakan setiap tahun terdapat minimal 4.000-an hasil penelitian. Apabila 58 PTKIN rata-rata melakukan 65 judul penelitian yang dibiayai dari masing-masing kampus, setidaknya ada 3.770 hasil penelitian per tahun. Selain itu, ada 400-an penelitian yang dibiayai oleh Diktis.
"Sehingga, total berjumlah 4.170 judul penelitian yang dibiayai dari DIPA Kementerian Agama,” ungkap Suwendi.
Jumlah itu belum termasuk penelitian dalam bentuk skripsi, tesis, dan disertasi. Setiap tahun untuk skripsi saja bisa mencapai 204.000 judul, belum lagi tesis dan disertasi. Ini tentu jumlah yang luar biasa.
“Pertanyaannya, dari jumlah riset yang demikian banyak, mana penelitian yang terbaik itu? Inilah yang akan dijawab dalam event BCRR ini,” papar doktor Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Dalam kegiatan BCRR akan dilakukan seleksi penelitian terbaik dari masing-masing PTKIN dan Kopertais. Semua hasil riset akan dikelompokkan dalam empat rumpun ilmu, yaitu: studi Islam (tafaqquh fiddin), sosial humaniora, sains dan teknologi, serta integrasi Ilmu.
Semua akan dinilai berdasarkan beberapa indikator, antara lain: inovasi, novelty, teori dan metodologi, kualitas penerbitan/jurnal, dan nilai kemanfaatan bagi pengembangan keilmuan dan masyarakat.
Informasi lengkap tentang mekanisme BCRR telah dijelaskan dalam edaran Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Nomor B-888.1/DJ.I/Dt.I.III/HM.01/10/2022 tanggal 10 Oktober 2022 tentang Penyelenggaraan The 2nd Biannual Conference on Research Results (BCRR II) Tahun 2022. Adapun informasi penyelenggaraan BCRR dapat diakses melalui website https://bcrr.iaingorontalo.ac.id.
Baca juga: Kemenag Buka Seleksi Pengabdian Terbaik 2022, Simak Juknisnya! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News