Wiby memilih salah satu kampus terbesar di Polandia karena memiliki mata kuliah sesuai minatnya. Dia mendapat banyak hal saat kuliah di sana.
“Tentu saja ilmu yang berharga, terutama karena bisa melihat ilmu yang dipelajari melalui kacamata orang lain,” ungkap Wiby dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 11 Januari 2024.
Wiby mengungkapkan semua kelas lecture yang diambilnya memiliki sistem pembelajaran serupa dalam rentang waktu 90 menit. Namun, yang membedakan adalah proporsi atau beban tugas yang diberikan.
“Di matkul yang aku ambil, semua hanya lecture sebagaimana umumnya dalam jangka waktu 90 menit. Sangat jarang tugas dan ujian hanya berlangsung sekali selama satu semester,” ungkap Wiby.
Selain kegiatan akademik, Wiby juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan IISMA lainnya. “Selama di IISMA saya aktif mengikuti IISMA challenge, yang mana kami menyelenggarakan acara Batik Day untuk merayakan hari Batik, dan Indonesian Day, yang mana kami mempromosikan budaya Indonesia kepada khalayak internasional,” tutur dia.
Selama program, Wiby juga sempat mengunjungi Kastil Ksiaz, salah satu peninggalan bersejarah di Polandia. “Kastil tersebut juga menyimpan sejarah suram, di mana di bawah kastil itu terdapat jaringan terowongan NAZI Jerman yang dibangun oleh tahanan-tahanan perang,” beber Wiby.
Bila kebanyakan mahasiswa mengalami culture shock terhadap bahasa dan cuaca, berbeda dengan Wiby. Dia justru memanfaatkan momentum tersebut untuk berinteraksi dengan masyarakat internasional.
“Dengan mengikuti program ini, saya menjadi terbiasa berinteraksi dengan masyarakat internasional, secara tidak langsung mengasah kemampuan komunikasi saya,” ujar dia.
Wiby merasa sangat terbantu dengan program IISMA. Khususnya, dalam proses belajar ke depan dan penyelesaian tugas akhir.
“Setelah kembali ke Indonesia, saya berharap pengalaman saya disini, baik itu positif maupun negatif, bisa saya sebarkan ke mereka. Saya juga berharap bisa membantu teman-teman yang ingin mengikuti program yang sekarang saya ikuti supaya bisa mewujudkan mimpinya,” harap dia.
Baca juga: 23 Kali Gagal Seleksi Beasiswa, Fauzan Akhirnya Wujudkan Mimpi Kuliah di Benua Eropa Lewat IISMA |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News