“Dengan menggunakan KRI Dewaruci, Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun ini akan mengarungi Surabaya (Jawa Timur) menuju Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), mulai 24 November 2023 hingga 28 November 2023,” kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, melalui siaran pers, Jumat, 24 November 2023.
Program hasil kerja sama Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan TNI AL ini untuk menumbuhkembangkan kecintaan dan kesadaran generasi muda agar terus mencintai sejarah, kearifan lokal, serta keragaman budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
Irini mengatakan kegiatan ini menjadi simbol bangsa Indonesia membangun hubungan budaya. Baik pada masyarakat di kepulauan-kepulauan Nusantara, bahkan hingga belahan dunia.
Pelayaran membawa 50 peserta yang terdiri atas peneliti, media, influencers, dan 20 anak-anak muda yang telah terpilih melalui seleksi. “Walaupun proses seleksi peserta hanya dibuka selama empat hari, total pendaftar untuk mengikuti pelayaran ini mencapai 535 orang,” ujar Irini.
Sejumlah peserta yang terpilih merupakan mereka yang memiliki prestasi, baik akademik maupun non-akademik, dan aktif di media sosial. Pihaknya berharap peserta bisa mempromosikan Jalur Rempah ke masyarakat luas melalui media sosial masing-masing dalam bentuk foto, video, dan tulisan.
Selama perjalanan empat hari di atas kapal, akan ada pembekalan dan diskusi terkait kemaritiman, sejarah, dan potensi budaya Kepulauan Selayar pada masa lalu. Tokoh atau pembicara yang akan berbagi ilmunya di atas kapal, yakni Idham Bachtiar Setiadi (antropolog), Taqyuddin (dosen Geografi Universitas Indonesia), Abdul Rahman Hamid (sejarawan), Seto Nurseto (peneliti kuliner Indonesia), Dicky Bisinglasi (fotografer), dan Ramon Y Tungka (influencer).
Pelepasan pelayaran KRI Dewaruci dilaksanakan di Dermaga Madura Tengah Koarmada II Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 24 November 2023. Sesampainya di Selayar, seluruh peserta akan diajak menelusuri berbagai jejak historis dan kearifan lokal Kepulauan Selayar melalui Festival Kelapaku Budayaku, Lautku Kehidupanku pada 28 November-1 Desember 2023.
Pada festival ini, peserta bisa menyaksikan kekayaan budaya Kepulauan Selayar. Mulai dari Ritual A’runtung, Attojeng, Anjoro Tahuni, Abokong Burane, Ritual Assulo Massal, serta mengunjungi Museum Nekara untuk melihat jejak perdagangan rempah masa silam, yaitu nekara perunggu dan jangkar kuno.
Kepulauan Selayar pernah berjaya dengan kopra
Kepulauan Selayar dipilih sebagai tujuan Muhibah Budaya Jalur Rempah tidak lepas dari peran penting Selayar dalam perdagangan rempah Nusantara, terutama pada abad 17–18 masehi. Selayar, yang terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi, memiliki sejarah peradaban budaya yang menarik dan corak budaya berbeda dengan daerah lain.Sumber daya alamnya yang berupa kelapa pernah menjadi emas dalam kehidupan masyarakat Selayar. Sekitar 1880, untuk pertama kalinya kopra dari Selayar dikirim ke Eropa lewat Makassar.
Masa itu menjadi keemasan kopra di Selayar sehingga keberadaan kelapa juga melambangkan status sosial. Potensi kelapa yang melimpah membuat Selayar menjadi titik singgah kapal dagang dari berbagai belahan dunia.
Hampir semua masyarakat Selayar memiliki aktivitas pengolahan kelapa sebagai mata pencaharian hidup dan menjadikan kelapa sebagai bahan utama kebutuhan pokok mereka. Sampai hari ini, kelapa dimanfaatkan sebagai minyak goreng, makanan tradisional, hingga menjadi bahan pengobatan tradisional.
“Muhibah Budaya Jalur Rempah ini bukan untuk membuat kita terjebak dalam romantisme sejarah, melainkan sebagai upaya revitalisasi nilai budaya rempah yang bermanfaat untuk masa kini dan masa depan,” ujar Irini.
Baca juga: Ekspedisi Muhibah Jalur Rempah Akan Diajukan Jadi Warisan Budaya Dunia ke UNESCO pada 2024 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id