Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda. Medcom.id/Renatha Swasty
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda. Medcom.id/Renatha Swasty

Bisa Jadi Tempat Healing, Revitalisasi KCBN Muaro Jambi Terapkan Formula Berbeda

Renatha Swasty • 04 Februari 2024 07:09
Muaro Jambi: Revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi menerapkan formula berbeda dengan cagar budaya lainnya. Tempat ini bakal dibangun dengan tetap mempertahankan alamiahnya.
 
"Tidak saja fisiknya kita bangun tapi jiwanya. Narasi tadi itu, bangun lah jiwanya bangun lah badannya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Fitra Arda saat diskusi dengan media di Pendopo KCBN Muaro Jambi, Sabtu, 3 Februari 2024.
 
KCBN Muaro Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari, Jambi. Ini adalah salah satu kawasan cagar budaya Buddis tertua dan terluas di Asia Tenggara.

Saat ini, terdapat 11 candi utama, namun diperkirakan masih terdapat 82 reruntuhan yang tertimbun dalam gundukan-gundukan. Beberapa candi penting di KCBN Muaro Jambi, adalah Candi Tinggi, Candi Gumpung, dan Candi Kedaton.
 
Sejumlah penelitian menunjukkan kompleks cagar budaya ini merupakan pusat pendidikan agama Buddha pada abad ke-7 sampai ke-13. Luas KCBN Muaro Jambi sendiri mencapai 3.981 hektare (HA).
 
Fitra meyakini ke depan ketika KCBN Muaro Jambi terus dikembangkan akan banyak orang beragama Buddha datang untuk berziarah. Saat ini saja sudah banyak petapa yang datang mengunjungi KCBN Muaro Jambi.
 
"Dan saat ini kita tidak hanya mengembangkan dia sebagai cagar budaya saja tapi kekuatannya dengan alam, lingkungan. Banyak endemik, pohon-pohonnya yang tumbuh di sini, bahkan ada yang sangat khas dan itu akan menjadi bagian pelindungan alam kita ke depan," papar Fitra.
 
Dia mengatakan hal ini akan membedakan KCBN Muaro Jambi dengan cagar budaya di kawasan lainnya. Misalnya saja di Borobudur yang sekarang hanya ada candi, sementara di KCBN Muara Jambi masih sangat asli.
 
"Tujuan orang wisata harapan ke depannya itu juga healing mencari kesunyian. Yaa mungkin sangat jarang di tempat lain sehingga pembangunan ini kita harapkan sangat spesifik berbeda dengan tempat lain," kata Fitra.
 
Fitra menyebut pihaknya sengaja membangun cagar budaya yang satu dengan yang lain berbeda. Hal ini agar ada kekhasan dari masing-masing KCBN.
 
Pihaknya ingin KCBN Muara Jambi tetap berbasis perdesaan, tidak berubah seperti perkotaan. Untuk mendorong hal itu, pihaknya tidak berencana membangun hotel di sekitar KCBN Muaro Jambi.
 
Malah, akan memanfaatkan rumah-rumah warga sebagai guset house agar mereka yang berkunjung bisa tinggal di rumah warga. Ini semata demi menjaga agar tetap berbasis perdesaan.
 
"Harapannya tentu paling tidak ke depan kawasan ini akan menajdi kawasan di mana masyarakat menjadi aktor utama dalam pengelolaannya. Jadi, masyarakat tidak terasing dari kawasannya," kata Fitra.
 
Pihaknya juga akan mempertahankan KCBN Muaro Jambi sebagai pusat pendidikan. Ini bukan berarti bakal dibangun kampus secara fisik.
 
Kepala Unit Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V, Agus Widiatmoko, menjelaskan pusat pendidikan di sini artinya membuka kesempatan kepada semua masyarakat, baik akademis maupun peneliti untuk melakukan riset atas segala sesuatu yang ada di KCBN Muaro Jambi.
 
Saat ini, pihaknya sudah menerima mahasiswa yang ikut magang untuk perencanaan pemugaran, pemugaran, hingga eskavasi penelitian.
 
"Ini artinya di jajaran Kemendikbudristek sudah bukan jemput bola lagi, tapi sudah terintegrasi antara upaya pelestarian KCBN Muaro Jambi dengan program pendidikan baik Merdeka Belajar yang anak-anak SMK kemudian anak SMA maupun Kampus Merdeka untuk mahasiswa," beber Agus.
 
Baca juga: Candi Muaro Jambi: Yang Termashyur, Hilang, dan Kembali

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan