Ki Hajar Dewantara / Facebook: OSC Medcom
Ki Hajar Dewantara / Facebook: OSC Medcom

Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Berjasa di Baliknya

Fatha Annisa • 01 Mei 2023 11:20
Jakarta: Hari Pendidikan Nasional (HARDIKNAS) diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap tanggal 2 Mei. Sejarah salah satu peringatan hari penting ini tak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara. 
 
Di sekolah-sekolah, siswa-siswi biasanya akan melakukan upacara bendera Merah Putih setiap tanggal 2 Mei untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional. Upacara ini juga dilakukan untuk mengenang jasa dan perjuangan pahlawan pendidikan Indonesia, salah satunya Ki Hajar Dewantara.
 
Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soerjaningrat merupakan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia di era kolonialisme. Hingga kini, Ki Hadjar Dewantara dihormati sebagai pahlawan sekaligus bapak pendidikan nasional di Indonesia. 
 
Berkat perjuangannya menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang mengizinkan hanya orang kaya dan anak-anak Belanda menempuh bangku pendidikan, hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara yang jatuh pada tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.
 
Baca: Ki Hajar Dewantara yang Membebaskan

 
Lebih jelas terkait sejarah peringatan Hari Pendidikan Nasional, simak ulasan di bawah ini, yuk!
 

Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Sosok Ki Hajar Dewantara

Sejarah Hari Pendidikan Nasional tak bisa lepas dari sosok pahlawan pendidikan Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara. Peringatan Hardiknas yang jatuh setiap tanggal 2 ini merupakan hari kelahirannya.
 
Ki Hajar Dewantara tepatnya lahir pada 2 Mei tahun 1889 di Yogyakarta. Ia kemudian tumbuh menjadi sosok yang pemberani dalam menentang kebijakan pemerintah Hindia Belanda.
 
Melansir laman resmi BPMP Riau, kebijakan yang ditentang Ki Hajar Dewantara pada masa itu adalah aturan yang hanya memperbolehkan priyayi dan anak-anak kelahiran Belanda untuk mengenyam bangku pendidikan. Sementara pribumi kesulitan untuk mendapat pendidikan yang layak. 
 
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial tersebut membuat Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Ketiganya kemudian dikenal sebagai “Tiga Serangkai”. 
 
Setelah akhirnya kembali ke Indonesia pada 1918, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah lembaga pendidikan Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa (dikenal juga dengan Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. 
 
Taman Siswa sekolah yang terlahir dari gagasan Ki Hajar Dewantara bersama teman-temannya di Yogyakarta dengan tujuan kemerdekaan Indonesia. Sekolah ini juga merupakan bentuk perjuangan terhadap penjajahan melalui jalur pendidikan dan kebudayaan. 
 
Baca: Dari Taman Siswa Hingga Kota Pelajar

Semboyan Tut Wuri Handayani

Sebagian besar masyarakat Indonesia agaknya sudah tidak asing dengan semboyan ‘tut wuri handayani’ di kalangan pendidikan. Semboyan tersebut dibuat oleh Ki Hajar Dewantara dan selalu diterapkan olehnya dalam sistem pendidikan.
 
Dalam bahasa jawa, semboyan itu secara utuh berbunyi: 
 
Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
 
Artinya: "Di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik; di tengah atau di antara mudir, guru harus menciptakan prakarsa dan ide; dan dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan."
 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan