Menristekdikti, Mohamad Nasir saat meresmikan prototipe produk pengolahan air bersih, Humas Kemenristekdikti.
Menristekdikti, Mohamad Nasir saat meresmikan prototipe produk pengolahan air bersih, Humas Kemenristekdikti.

Menristekdikti Resmikan Prototipe Produk Pengolahan Air Bersih

Intan Yunelia • 24 September 2018 11:27
Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes), membuat instalasi sumur dalam (deep well) berbasis teknologi sensor gamma ray well logging dan pengolahan air layak konsumsi reverse osmosis alkaline (ROA).
 
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan produk CPPBT (Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi).  Pengolahan Air Bersih di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Tembalang, Semarang.
 
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unnes dipercaya untuk melaksanakan tugas tersebut, melalui program CPPBT.  Dalam arahannya, Menristekdikti membanggakan teknologi yang digunakan pada produk CPPBT tersebut. 

"Sensor sinar gamma well logging ini adalah teknologi yang hanya dimiliki oleh BATAN, untuk mendeteksi uranium hingga kedalaman 1.000 meter", tutur Nasir di dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin, 24 September 2018.
 
Selain itu, Nasir juga menjelaskan, bahwa air dari tanah akan langsung diolah dengan teknologi reverse osmosis alkaline (ROA).   Air yang dihasilkan nantinya memiliki kandungan pH lebih tinggi dari air mineral biasa, yakni mendekati pH 9.
 
Kadar pH merupakan ukuran untuk menentukan asam atau basa-nya suatu larutan. Pada air kemasan biasa, tingkat pH-nya antara 4 hingga 6, sedangkan air alkali produk CPPBT ini memiliki pH 8,3, sehingga akan lebih mudah diserap oleh tubuh.
 
"Air ini tidak hanya bisa digunakan untuk direbus atau mandi saja, tapi juga bisa diminum langsung karena sudah sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia) dan Permenkes," ujar mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro Semarang ini.
 
Dengan debit air 2,5 liter per detik, air alkali produk CPPBT ini juga dapat mengatasi kekeringan, akibat musim kemarau yang sering melanda Semarang, khususnya di Kecamatan Tembalang.
 
Nasir berharap, nantinya sumur dan teknologi ROA tersebut dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakat setempat.  Mengingat pemenuhan kebutuhan air bersih masih menjadi kendala di sebagian wilayah di Indonesia.
 
Baca: Hasil Tugas Akhir Mahasiswa UNS Dipamerkan
 
"Semoga tidak cuma bermanfaat untuk warga disini saja, tapi juga bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar," terangnya.
 
Sejalan dengan Menristekdikti, Ketua Pelaksana program CPPBT LPPM Unnes, Suwito Eko Pramono juga mengatakan, bahwa teknologi jika tidak ada yang mengelola dan menerapkan,  maka tidak akan dikenal dengan baik oleh masyarakat.
 
"Ini merupakan idenya Bapak Menteri Nasir, kemudian dipercayakan ke LPPM Unnes, jadi ke depannya perlu kita kelola bersama agar teknologi-teknologi yang dihasilkan Unnes tetap bermanfaat," tutup Suwito.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan