Namun, pendidikan kedokteran bukan cuma soal penggunaan alat pendukung kesehatan. Kehadiran dokter secara sosok tetap penting, dan tidak bisa digantikan oleh teknologi.
"Teknologi AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara hidup dan bekerja manusia. Meskipun AI dapat membantu dokter dalam melakukan diagnosis dan pencegahan, kita tidak boleh melupakan peran penting manusia, terutama dalam hal empati dan perhatian terhadap pasien," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH) Eka J. Wahjoepramono dalam acara Dies Natalis UPH ke 22, Sabtu 25 November 2023.
Ia menyoroti beberapa aspek di mana AI yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan manusia dalam dunia kedokteran. Salah satunya AI dapat membantu dokter dalam membuat diagnosa yang lebih akurat, memprediksi hasil pengobatan pasien, dan mengidentifikasi rencana perawatan pasien.
"Dengan demikian, AI dapat meningkatkan kualitas perawatan dan outcome pasien. Namun, tidak mungkin hal ini dapat dicapai tanpa adanya manusia yang berperan dibaliknya. Peran manusia tetap tidak tergantikan, terutama dari aspek humanis, kepedulian, empati, pengalaman sosial, dan tanggung jawab kepada pasien. Kita perlu belajar hidup berdampingan dengan teknologi yang ada,” ungkapnya.
Eka menambahkan, ada beberapa poin yang membuat AI tetap tidak bisa menggantikan peran para tenaga kesehatan. Pertama manusia masih mendapat kepercayaan pasien secara personal.
"Dipercaya oleh pasien untuk mengobati penyakitnya merupakan hal sangat berharga bagi seorang dokter. Seorang dokter yang diandalkan tidak hanya memiliki pengetahuan medis yang kuat, tetapi juga mampu membina hubungan empati dan komunikasi yang baik dengan pasien," jelas dia.
Kemudian dokter memiliki sumpah maupun komitmen memberikan perawatan terbaik. Selanjutnya, tenaga manusia memiliki pengalaman dan rasa tanggung jawab.
"Keberadaan dokter begitu penting karena keputusan medis tidak selalu dapat dihitung atau diukur secara matematis. Meskipun data dan statistik penting dalam pengambilan keputusan medis, namun banyak aspek dalam praktik kedokteran yang melibatkan pertimbangan kompleks, termasuk faktor manusiawi, kondisi psikologis, dan preferensi pasien. Hal Ini menunjukkan bahwa penerapan kebijaksanaan medis sering kali melibatkan pandangan holistik dan penilaian yang tidak selalu dapat diartikan melalui perhitungan," tutupnya.
Baca juga: Manfaatkan AI untuk Mengendalikan Kerbau Liar di Australia |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News