Truwelu, permainan sekaligus belajar mitigasi bencana inovasi PSK UGM. DOK UGM
Truwelu, permainan sekaligus belajar mitigasi bencana inovasi PSK UGM. DOK UGM

Truwelu, Permainan Edukasi Mitigasi Bencana Inovasi UGM

Renatha Swasty • 12 Desember 2023 15:01
Jakarta: Pusat Studi Kebudayaan (PSK) Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis permainan interaktif semi digital sebagai media pembelajaran tentang mitigasi bencana bernama Truwelu. Plt Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Sri Ratna Saktimulya, mengungkapkan Truwelu merupakan produk permainan semi digital yang dikembangkan memuat pengetahuan kebencanaan dari perspektif keilmuan dan budaya.
 
Truwelu juga memuat piwulang (ajaran) leluhur yang terdapat dalam manuskrip kuno dan cerita rakyat yang selanjutnya diolah dan disampaikan dalam kemasan modern.
 
“Produk ini dikembangkan dengan mengadopsi konsep permainan papan ular tangga. Pengembangan Truwelu dilakukan bekerja sama dengan Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM,” ujar Sri saat peluncuran Truwelu dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 12 Desember 2023.

Sri memaparkan Truwelu diambil dari perpaduan kata TRUstha yang artinya senang, Wigya artinya pandai, Edi artinya indah, serta LUhur berarti luhur. Truwelu diartikan sebagai proses pendidikan yang dilandasi rasa senang akan menambah kepandaian nan indah serta luhur.
 
Dia menjelaskan produk Truwelu dikembangkan dalam bentuk permainan semi digital berbasis pada website. Sehingga, permainan ini bisa lebih mudah diakses.
 
Namun, tetap mengedepankan bentuk fisik papan permainan yang nyata untuk keberlangsungan interaksi antarpemain.
Permainan Truwelu memuat pertanyaan sebagai sarana pembelajaran terkait mitigasi bencana.
 
Selain itu, juga terdapat menu kawruh yang berisi informasi terkait kepercayaan atau budaya lokal terkait bencana yang terjadi. Truwelu bisa dimainkan oleh 2-4 pemain.
 
Dalam satu permainan menggunakan satu smartphone dari salah satu pemain. Untuk bermain, pemain perlu mengakses truweluboardgame.id atau memindai QR code yang tersedia.
 
Sri menatakan permainan Truwelu telah disosialisasikan di SMP 1 Cangkringan. Pihaknya akan melakukan sosialiasi ke lebih banyak tempat lagi.
 
“Semoga program ini ke depan bisa terus dikembangkan, bersama-sama melestarikan budaya,” ujar dia.
 
G.K.B.R.A.A. Paku Alam sekaligus Bunda Literasi DIY mengaku bangga atas upaya UGM, khususnya Pusat Studi Kebudayaan yang telah terjun langsung dalam menggalakkan literasi berbasis budaya di berbagai lapisan masyarakat.
 
“Khas di sini karena karya Pusat Studi Kebudayaan telah mengangkat piwulang (ajaran) para leluhur yang masih tersimpan rapat dalam manuskrip kuno berhuruf dan berbahasa Jawa yang selanjutnya disajikan dengan kemasan yang cukup milenial,” papar dia.
 
Dia mengatakan ajaran pendahulu, termasuk Ki Hadjar Dewantara di kehidupan yang akan datang sangat dibutuhkan bagi generasi muda agar tidak tercerabut dari akar budaya bangsa. Terlebih, di tengah laju globalisasi yang begitu deras membawa berbagai dampak bagi kehidupan.
 
Oleh sebab itu, pembudayaan berliterasi diharapkan bisa menumbuhkan budi pekerti, mengasah logika, serta kreativitas generasi muda.
 
“Mari bergandengan tangan untuk tumbuhkan literasi. Saya juga mengucapkan terima kasih atas upaya yang dilakukan Pusat Studi Kebudayaan UGM dalam menguatkan literasi budaya bagi kemajuan bangsa dan negara,” papar dia.
 
Sementara itu, perwakilan Kadin DIY, Wawan Harmawan, menyebut Truwelu memiliki nilai tambah luar biasa. Truwelu tak hanya menjadi media dalam pembelajaran mitigasi bencana bagi masyarakat, tetapi juga membantu melestarikan kebudayaan Jawa.
 
Baca juga: Alat Pengasapan Lele Karya Mahasiswa UGM Bikin Penasaran Pengunjung di Pimnas ke-36

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan