Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Humboldt-Universität zu Berlin atau Humboldt University sepakat memperkuat kemitraan akademik di antara keduanya. Salah satunya melalui pertukaran mahasiswa, visiting scholar, kolaborasi riset dan publikasi, hingga pengajaran bahasa Indonesia di Jerman menjadi beberapa program yang bisa ditindaklanjuti fakultas dan lembaga di lingkungan UIN Jakarta.
Demikian hasil kunjungan pimpinan UIN Jakarta ke Humboldt University dalam program lawatan inisiasi kerjasama akademik ke berbagai universitas, perpustakaan, dan lembaga riste ke Jerman sepanjang hari Senin-Jumat 13-17 November 2023 ini. Kunjungan dipimpin langsung Rektor Prof. Asep Saepudin Jahar M.A., Ph.D.
Kunjungan Rektor dan rombongan diterima langsung Prof. Dr. Claudia Derichs. Profesor Derichs merupakan Direktur Institut für Asien- und Afrikawissenschaften Transregionale Südostasien-Studien atau Institut Studi Asia dan Afrika Studi Transregional Asia Tenggara. Turut menyambut kunjungan, peneliti dan pengajar Humboldt University.
Di antaranya, Peneliti pada Institut für Asien- und Afrikawissenschaften Transregionale Südostasien-Studien Dr. Amanda tho Seeth dan pengajar Bahasa Indonesia Institute for Asian and African Studies Esie Hanstein.
Pada kunjungan ini, Asep Jahar menyampaikan sejumlah inisiatif kerja sama UIN Jakarta dengan Humboldt University. Menurutnya, inisiatif kerja sama dengan perguruan tinggi dunia diperlukan dalam mengakselerasi peningkatan kualitas akademik yang ditawarkan UIN Jakarta kepada para mahasiswa.
Pihak Humboldt University sendiri menanggapi positif inisiatif kerjasama tersebut. Bahkan Humboldt University menyatakan keterbukaannya untuk bekerjasama dan berharap bisa segera direalisasikan.
Dalam laporan tersebut, Maila mengungkapkan, beberapa bentuk kerjasama didiskusikan pada pertemuan tersebut dan diharapkan bisa segera ditindaklanjuti oleh fakultas dan lembaga di lingkungan UIN Jakarta. “Hal pertama yang didiskusikan dan terbuka peluang cukup besar adalah kerja sama dalam bentuk pertukaran mahasiswa, di mana mahasiswa Humboldt University bisa belajar di UIN Jakarta selama satu semester ataupun kunjungan dalam waktu singkat,” katanya.
Humboldt university juga menyambut baik jika dosen dan guru besar UIN Jakarta melakukan kegiatan visiting scholar di universitas ini. Pihak Humboldt University mempersilahkan para dosen dan guru besar UIN Jakarta untuk mengakses sponsor dari kampus asal ataupun dengan mengakses dana yang tersedia dari dana Jerman misal DAAD atau Erasmus untuk melakukan visiting scholar ke universitas terebut.
Selain itu, peneliti Humboldt University yang akan melakukan penelitian di Indonesia bisa bekerjasama dengan UIN Jakarta. Pihak UIN Jakarta sendiri siap memfasilitasi dengan surat sponsor untuk penelitian dan penyediaan working space bagi peneliti tersebut.
Dana penelitian bisa berasal dari sumber lain seperti Erasmus Mundus. “Kerja sama lebih erat lagi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Program Studi Bahasa Indonesia di FITK dapat merumuskan program seperti apa yang bisa dikembangkan bersama,” tambahnya.
Humboldt University juga terbuka untuk melakukan riset dengan fokus spesifik kajian Asia Tenggara yang menjadi konsentrasi dari Institut Studi Asia dan Afrika Studi Transregional Asia Tenggara. Risetnya mencakup kajian Asia Tenggara, Sosial Agama, kajian Islam, dan lainnya. Institut sendiri rutin menerima dosen tamu dari berbagai negara termasuk dari Indonesia.
“Institut Studi Asia dan Afrika Studi Transregional Asia Tenggara juga berkenan menjadi penghubung untuk fakultas dan program studi lain di luar institute, sehingga memudahkan dosen UIN Jakarta mendapatkan partner berkolabrasi,” tambah Maila.
Sekilas Tentang Humboldt University
Humboldt University merupakan salah satu universitas tertua dengan berdiri pada 1810 atas inisiatif tokoh reformasi pendidikan dan bahasawan liberal Prussia, Wilhelm von Humboldt. Sebagai perguruan tinggi, Humboldt University menitikberatkan pendidikannya melalui pembelajaran dan penelitian transformatif.
Dalam perkembangannya, Humboldt University sendiri tumbuh menjadi salahsatu universitas terkemuka dunia dalam bidang ilmu pengetahuan alam. Sejak abad ke-19 dan awal abad ke-20 sejumlah ilmuwan dari Humboldt University banyak melakukan terobosan besar dalam bidang fisika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Beberapa ilmuwan berpengaruh tercatat merupakan bagian dari Humboldt University. Di antaranya, Albert Einstein, Hermann von Helmholtz, Karl Marx, W. E. B. Du Bois, Max Weber, Max Planck, dan lainnya. Bahkan, universitas ini tercatat sebagai salah satu universitas dengan ilmuwan peraih nobel.
Kekhasan Humbodlt University juga adalah mengesampingkan pemisahan ilmu sosial humaniora dengan sains dan teknologi. Sebaliknya, mereka menjadikan keduanya sebagai sebagai kekuatan kolaboratif integratif lintas disiplin dalam menghasilkan inovasi dan solusi terbaik atas kebutuhan inovasi ilmiah atas berbagai persoalan kemanusiaan.
Sebagai perguruan tinggi, Humboldt University menawarkan sejumlah fakultas dan jenjang pendidikan tinggi. Diantaranya Facullty of Law; Faculty of Humanities and Social Sciences; Faculty of Life Sciences; Faculty of Mathematics and Natural Sciences; Faculty of Arts and Humanities; Faculty of Theology; Faculty of Language, Literatures, and Humanities; Faculty of Theology; Faculty of Economics and Business Administration; dan, Charité - Universitätsmedizin Berlin (Medical Faculty together with Freie Universität Berlin).
Baca juga: Intip 4 Beasiswa Luar Negeri Jarang Dilirik Padahal Benefitnya Banyak |
Cek Berita dan Artikel yang lain di