"Setiap kita, termasuk masyarakat urban, acapkali gagap, gugup, bahkan keliru memaknai serta menyikapi peradaban, perkembangan zaman, bahkan perubahan iklim dan perkembangan teknologi," kata Frans melalui keterangan tertulis, Minggu, 14 Juli 2024.
Peluncuran buku Monolog Hujan dilakukan di Aula HB Jassin, lantai 4, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Juli 2024. Hadir sebagai pembicara Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, anggota DPR dari Partai NasDem Willy Aditya, dan pemerhati budaya Vukar Lodak. Diskusi dipandu sastrawan Fanny J Poyk.
"Puisi-puisi di buku Monolog Hujan mengajukan tiga tajuk. Pertama, sejarah. Kedua, mitologi dan perjuangan. Dan ketiga, pulang," ujar Frans.
Frans berharap buku puisi Monolog Hujan ini bisa menjadi titik pijak untuk menumbuhkan budaya literasi yang memudar. "Bagi saya, dengan menggeliatnya budaya literasi, mimpi untuk menjadi bangsa yang maju, Indonesia Emas, bisa tergapai."
Baca: Berkat Puisi, Anak Buruh Tani Ini Tembus UGM dengan Beasiswa |
Diaz Hendropriyono menuturkan puisi bisa menjadi medium dalam meningkatkan kepedulian lingkungan.
"Puisi-puisi yang terangkum dalam buku ini menyoal berbagai hal. Salah satunya lingkungan. Dengan kata lain, puisi ini bisa menjadi medium meningkatkan kesadaraan masyarakat agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan," tutur Diaz.
Willy Aditya mengatakan puisi dapat menjadi medium untuk mencuci politik yang kotor. "Jadi, puisi-puisi ini memang harus hadir ketika politik kita hanya diisi oleh intrik dan kekuasaan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News