"Pelaksanaan PTM ini merujuk pada Perwali Kota Denpasar tentang PTM terbatas," kata Kepala Sekolah Tunarungu Sushrusa, Ni Made Raka Witari di Denpasar, Bali, Selasa, 5 Oktober 2021.
PTM digelar dalam dua sesi yakni sesi pertama pada pukul 08.00 - 09.00 Wita dan sesi kedua pukul 10.00 - 11.00 Wita. Dalam seminggu, siswa datang ke sekolah sebanyak dua kali.
Ia menambahkan, setiap satu sesi digelar satu jam dan satu minggu mereka sekolah dua kali, sambil jalan, PTM terbatas akan terus dievaluasi.
Dalam satu sesi jumlah siswa keseluruhan yang ikut PTM tidak lebih dari 26 siswa untuk semua jenjang dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), TK, SD dan SMP. Dalam satu kelas, jumlah siswa yang mengikuti PTM sebanyak 4-5 orang.
Baca: Koalisi Selamatkan Anak Indonesia Tuntut PTM Ditunda
Sementara, untuk jumlah siswa di sekolah ini untuk jenjang PAUD, TK, SD, dan SMP yakni 72 orang. "Sebanyak 40 persen siswa yang bersekolah di sini dibiayai oleh yayasan atau donatur sehingga tak membayar SPP," katanya.
Proses pembelajaran juga menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai dari wajib memakai masker, cek suhu tubuh, cuci tangan dan penggunaan hand sanitizer sebelum memasuki ruang kelas.
Orang tua salah satu siswa, Dewi Suarini menuturkan anaknya bahkan sudah bangun pukul 05.00 Wita. Padahal, mendapat giliran sekolah pukul 10.00 Wita karena sang anak sudah tak sabar ingin bertemu temannya.
"Mungkin kangen dengan teman-temannya, apalagi anak saya berkebutuhan khusus jadi sulit bersosialisasi dengan teman di rumah, sehingga dengan teman sesamanya lebih mudah," jelas Dewi.
Meskipun pembelajaran digelar selama satu jam, namun orang tua siswa menilai PTM ini lebih efektif karena siswa tunarungu ini agak kesulitan memahami materi yang disampaikan secara daring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News