"Peserta program bisa memilih pelatihan machine learning, mobile programming, atau cloud computing," kata Plt. Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam, dalam taklimat media Program Bangkit 2022, Senin, 6 Desember 2021.
Menurut Nizam, tiga program pelatihan yang dihadirkan itu relevan bagi mahasiswa. Sebab, tiga program itu memiliki keterkaitan untuk menyiapkan skill mahasiswa hari ini maupun di masa depan.
Dia menyebut sudah 3.000 lebih mahasiswa mengikuti Program Bangkit sejak 2020. Selama mengikuti pembekalan, kata dia, mahasiswa tidak hanya belajar teori.
"Mereka juga dibimbing mentor dan mengerjakan proyek yang didesain industri," ungkap dia.
Baca: Adaptasi Teknologi Sebuah Keniscayaan Bagi Dunia Pendidikan
Menurutnya, hasil pelatihan dari program tersebut sangat berpotensi menjadi solusi permasalahan industri hingga menghadirkan inovasi bagi masyarakat. "Jadi kita harapkan hasilnya menjadi suatu aplikasi yang bisa dikembangkan,” jelasnya.
Nizam menyebut, mahasiswa akan dilatih sesuai pilihan minatnya selama 900 jam. Peserta juga akan mendapat penggantian satuan kredit semester (SKS) sebanyak 20 SKS.
Saat ini, sudah ada 500 proyek atau aplikasi yang dihasilkan mahasiswa. Dia menambahkan, dari 500 proyek, 15 proyek di antaranya akan mengikuti Stanford Innovation Leadership Awards pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News