Ia mencontohkan, siswa harus tahu isu soal kematian ibu dan anak saat melahirkan, kerentanan menikah di bawah umur. Kemudian dampak pergaulan bebas.
"Pembelajaran ini harus dikaitkan dengan problem reproduksi minimal dalam konteks lokal dan nasional. Apa saja problem-problem sosial dari isu reproduksi ini? Ini untuk menumbuhkan kesadaran melalui pemahaman konteks dan nalar kritis," kata Ubaid kepada Medcom.id, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019.
Sementara itu, Ubaid juga mengakui saat ini pendidikan reproduksi di sekolah belum optimal. Padahal pendidikan reproduksi ini penting.
"Belum optimal karena kapasitas guru yang tidak mampu men-deliver pesan dan menginternalisasi dalam proses pembelajaran," ujarnya.
Baca: Pendidikan Kesehatan Reproduksi Baiknya Tetap Lebur dalam Mapel
Maka itu, ujar Ubaid, harus ada peningkatan kapasitas guru untuk bisa mampu menguasai materi dan menginternalisasikan dalam proses belajar mengajar di kelas. Bukan justru menyendirikan pendidikan reproduksi.
"Pelajaran ini harus diintegrasikan dengan mapel (mata pelajaran) yang sudah ada, misalnya masuk dalam Biologi, Bahasa, atau lainnya," kata Ubaid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News