Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan (PRHP) menyelenggarakan Sharing Session #4 dengan topik “Riset dan Inovasi Tanaman Hias untuk Meningkatkan Pesona dan Daya Saingnya pada Pasar Domestik dan Ekspor”.
Kegatan tukar pengetahuan ini bertujuan untuk berbagi informasi dan pengalaman mengenai potensi dan permasalahan pengembangan tanaman hias, pemanfaatan SDG untuk perakitan varietas unggul baru, serta peranan teknologi dalam mendukung peningkatan produktivitas dan mutu.
"Modalnya adalah SDG tanaman hias yang melimpah dan SDM yang potensial di Indonesia," kata Kepala PRHP Dwinita Wikan Utami dikutip dari laman brin.go.id, Rabu, 21 September 2022.
Dwinita menjelaskan prospek pasar tanaman hias sangat cerah dengan permintaan pasar global produk florikultura meningkat sekitar 27 persen. Nilai pasar internasional sangat besar dan prospektif sebagai sumber devisa negara.
Dia menuturkan PRHP memiliki kompetensi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan inovasi tanaman hias dalam menjawab permasalahan yang dihadapi industri florikultura, serta meningkatkan daya saing dan nilai tambah. “Pengembangan hasil riset ini sangat diharapkan dapat berkontribusi pada perekonomian dan dimanfaatkan oleh mitra industri,” tutur dia.
Peneliti Ahli Madya PRHP, Suskandari Kartikaningrum, menjelaskan pemanfaatan SDG tanaman liar untuk perakitan varietas baru tanaman pacar air dan perbenihannya. Suskandari mengatakan pemuliaan Impatiens (pacar air) dimulai pada 2004 melalui Sakata Seed Cooperation, yang setahun berselang berhasil melakukan pemasaran produk perdana.
Kemudian, pada 2014 dilakukan kesepakatan kerja sama antara Sakata dan Badan Litbang Pertanian yang merupakan cikal bakal Protokol Nagoya hingga saat ini. Pada 24 Maret 2016, dilakukan launching internasional di Jepang yang diikuti pada 6 September 2016 di Indonesia.
Suskandari melakukan penelitian SunPatients (varietas unggul baru dari persilangan antar spesies pacar air) secara mandiri di Sakata. Hasil penelitiannya menunjukkan SunPatiens menyerap nitrogen dioksida tiga hingga empat kali lebih banyak ketimbang rata-rata tanaman, yang artinya dapat berkontribusi pada pemurnian udara.
Dia menyebut di negara iklim hangat telah terbukti SunPatiens berkontribusi pada pendinginan udara. Suskandari menuturkan hingga saat ini telah dirilis lima varietas, yaitu Imadata Agrihorti, Tara Agrihorti, Impala Agrihorti, Mojang Timo Agrihorti dan Gincu Agrihorti.
"Untuk mengetahui animo masyarakat kita melakukan display. Dan agar dapat dirilis di Indonesia, kita juga harus memenuhi aturan pendaftaran varietas dengan melakukan uji keunggulan," ujar dia.
Sementara itu, Peneliti Ahli Madya Dita Agisimanto menyampaikan materi peranan kultur jaringan dalam mendukung peningkatan produktivitas dan mutu hasil tanaman hortikultura. Dita menuturkan kultur jaringan telah lama dikenal sebagai metode yang sangat akurat dalam modifikasi lingkungan fisik dan kimia untuk memproduksi tanaman hias.
“Tujuannya untuk menghasilkan sel produktif atau memproduksi embrio yang bisa dikembangkan menjadi produk yang diinginkan. Sekarang, kultur jaringan sudah sangat berkembang. Banyak teknologi atau ilmu pengetahuan yang diintegrasikan dengan kultur jaringan,” jelas Dita.
Dita menyebut saat ini banyak perangkat yang bisa digunakan untuk membuat kultur jaringan lebih efektif. Seperti sistem automatisasi untuk lingkungan kultur, aklimatisasi, sutomatisasi mikropropagasi, dan bioreaktor, serta sistem robotik untuk penyediaan media dan penyediaan benih sintetik.
Chairperson of The Permanent Committee on Horticulture, Indonesian Chamber of Commerce and Industry, serta pemilik dari Floribunda Nursery, Karen Tambayong, ikut berbagi pengalaman dan kontribusinya untuk tanaman hias melalui paparan yang berjudul “Potensi dan Masalah Pengembangan Tanaman Hias Daun di Indonesia”.
Ketiga narasumber sepakat kolaborasi sangat memudahkan pencapaian hasil yang lebih terarah. Skema ini dapat terjadi mengingat BRIN merupakan entitas yang menyelenggarakan penelitian secara inklusi.
Mekanisme riset BRIN memungkinkan penelitian dapat terhilirisasi efektif karena hadirnya skema pendanaan dan pemanfaatan teknologi untuk produsen. Inovasi diharapkan dapat berperan dalam menjaga perekonomian nasional salah satunya melalui pasar tanaman hias.
Sehingga, keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah meningkatnya kapasitas periset tanaman hortikultura. Khususnya, tanaman hias dan terinisiasinya kolaborasi dengan mitra mulai dari pemanfaatan sumber daya genetik hingga penyediaan benih dengan berbagai pendekatan konvensional berbasis teknologi.
| Baca juga: Forum FLOII Digelar Oktober Nanti untuk Para Pencinta Tanaman Hias |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id