"Moderasi beragama, diharapkan menjadi lem perekat bagi ragam kemajemukan, ragam paham dan ragam pemikiran keagamaan di Tanah Air," kata Yaqut dalam acara Convey Day 2021: Berbeda Tetap Bersama secara daring, Jumat, 5 Maret 2021.
Menurutnya, moderasi beragama harus menjadi komitmen bersama segenap warga bangsa. Moderasi beragama bisa jadi kunci mengatasi perbedaan.
"(Moderasi) untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, apapun suku, etnis, budaya, agama dan pilihan politiknya mau saling mendengarkan satu sama lain dan saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka," jelasnya.
Baca: Nadiem: Intoleransi Pemantik Kasus Perundungan di Sekolah
Yaqut mengajak antarumat beragama untuk saling melihat persamaan ketimbang perbedaan. Hal ini agar rasa toleransi semakin hidup di tengah masyarakat.
"Saat ini kita membutuhkan paradigma keagamaan yang meniscayakan toleransi, interaksi dan kerjasama antar kelompok keyakinan. Dimana masyarakat Indonesia berada pada sebuah era bangsa majemuk, plural, warna-warni baik adat budaya maupun agama," terangnya.
Sikap toleran harus menjadi pijakan. Dalam membentuk kehidupan harmonis dan berkerukunan antar umat beragama. Sikap toleransi, kata dia, akan mampu mewujudkan kesatuan masyarakat, meski memiliki keyakinan yang berbeda.
"Melalui sikap ini perbedaan keagamaan menjadi indah. Perbedaaan tidak boleh menjadi penghalang kita untuk hidup bersama. Semoga upaya ini menjadi efektif menciptakan perdamaain di masyarakat," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News