Jadilah, Ahzami menjalani pertukaran pelajar sambil menyelesaikan skripsinya. Berbekal pengalaman selama berkuliah dengan menjuarai lomba nasional, international, dan pengalaman organisasi sebagai wakil ketua BEM UNY, Ahzami terpilih ikut pertukaran pelajar selama lima bulan.
“Program ini saya dapatkan setelah mengikuti berbagai rangkaian seleksi, pertama melalui seleksi internal dari UNY meliputi seleksi berkas, administrasi dan wawancara. Setelah saya dinyatakan lolos seleksi pertama kemudian mengikuti seleksi dari Asia University,” cerita Ahzami dikutip dari laman uny.ac.id, Jumat, 25 Oktober 2024.
Ahzami menjadi satu-satunya peserta yang diterima sebagai peserta pertukaran pelajar. Selama mengikuti pertukaran pelajar, Ahzami diperbolehkan mengambil 3 SKS dan maksimal 18 SKS.
“Karena di UNY saya hanya tinggal mata kuliah skripsi, dengan begitu saya mengambil mata kuliah yang relevan dengan skripsi saya yaitu mata kuliah machine learning dan basic pemograman. Di sisi lain saya juga mengambil mata kuliah Bahasa Mandarin untuk membantu saya dalam kegiatan sehari-hari di Taiwan,” ungkap Ahzami.
Di sela kegiatan pertukaran pelajar, ia menyempatkan menuntaskan skripsi karena terikat target dari beasiswa untuk selesai tepat waktu. Ahzami membuat judul skripsi 'Analisis Potensi Energi Dalam Membuat Pembangkit Tenaga Angin Terbarukan Menggunakan Metode Artificial Neural Network Di Wilayah Wufeng, Taichung, Taiwan’.
Topik ini diambil karena Taiwan memanfaatkan secara luar biasa energi terbarukan tapi juga didukung dengan kondisi empat musim yang memengaruhi angin siklon tropis selama musim panas dan gugur, angin pasat timur laut selama musim dingin dan semi.
Ditambah lagi, Taiwan terletak di wilayah Pasifik Barat yang terkenal dengan angin monsun yang kuat dan konsisten. Sehingga, sangat membantu Ahzami menulis skripsi energi angin terbarukan.
Selama menjalani proses penelitian skripsi, ia melakukan penelitian dan konsultasi di Taiwan bersama beberapa dosen dan professor di Asia University. Dia juga menjalani konsultasi daring dengan dosen pembimbingnya di Indonesia.
“Saya lakukan melalui via chat WA, jika ada revisi akan saya kerjakan secepatnya dan jika ada yang saya bingungkan tentang penelitian ini, saya akan mengajak dosen pembimbing untuk melakukan konsultasi melalui Zoom meeting. Walaupun terhalau jarak yang begitu jauh, tak menyulutkan semangat saya dalam menuntaskan skripsi yang saya lakukan,” kata dia.
Setelah melewati beberapa rangkaian penelitian skripsi dan bimbingan bersama dosen akhirnya Ahzami bisa menjalankan seminar hasil di Taiwan dan sepulangnya ke Indonesia langsung menjalani sidang skripsi.
“Jadi rasa bangga tersendiri bagi saya karena bisa menuntaskan skripsi di luar negeri dan terlebih lagi semuanya gratis. Ditambah lagi saya tidak hanya bisa skripsi tapi juga bisa menjelajahi berbagai tempat bersejarah di Taiwan dan belajar tentang budaya international tentunya,” tutur Ahzami.
Baca juga: Mahasiswa UNY Teliti Kerang Hijau untuk Obati Patah Tulang |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News