Direktur Pemberitaan Media Indonesia, Gaudensius Suhardi, menyebut media cetak tak tenggelam meski lahir media baru dengan membawa teknologi digital. Dia menilai saat ini media cetak dalam perjalanan menuju terminal.
"Media cetak saat ini berjalan menuju terminal. Tidak masuk ke pemberhentian terakhir, hanya masuk ke pemberhentian sementara," kata Gaudensisu dalam Studium Generale ITB secara daring, Rabu, 6 April 2022.
Dia menuturkan pemberhentian sementara itu menjadi upaya media cetak beradaptasi dengan keadaan. Media cetak akan terus berinovasi untuk dapat melanjutkan perjalanan.
Gaudensius turut menyoroti keberadaan pers saat ini. Dia menyebut pers tumbuh begitu pesat.
"Pers tumbuh bak cendawan di musim hujan. Saat ini ada ribuan media di Indonesia. Dan itu adalah salah satu berkah reformasi," tutur dia.
Pertumbuhan itu, kata dia, bisa menjadi ancaman. Kemajuan teknologi digital dan banyaknya media terutama media online membuat penerima berita harus lebih berhati-hati.
"Kemajuan teknologi digital itu melahirkan media baru yang membawa untung dan buntung. Di tangan (media) yang tepat dia akan membawa kemajuan, dia akan menjadi ancaman jika tidak berada di tangan yang tepat," tutur dia.
Baca: Pers Mati, Artinya Demokrasi Mati
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News